Mohon tunggu...
Susy Haryawan
Susy Haryawan Mohon Tunggu... Wiraswasta - biasa saja htttps://susyharyawan.com eLwine

bukan siapa-siapa

Selanjutnya

Tutup

Politik

Buni Yani, Kebo Ijo, Sebentuk Tumbal Politik

28 April 2017   07:17 Diperbarui: 28 April 2017   17:00 2899
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Kisah zaman kerajaan jelas okol dan akal yang dikedepankan untuk merebut kekuasaan. Lucu dan ironis jika pengalaman masa lalu dipakai dan diterapkan dengan mddel yang sama. Kelompok, pribadi, parpol yang kerja keras dikadalin untuk kemenangan pihak lain yang bisa mempermainkan keadaan. Okol dengan perang dan perebutan kekuasaan, akal, bagaimana bukan darah bisa mendapatkan kesempatan untuk memperoleh kedudukan itu, eh malah kini bukan akal namun akal-akalan, dan masih kembali okol yang dikedepankan. Jika demokrasi berjalan sebagaimana mestinya, balas dendam tidak akan ada, karena pergantian kekuasaan adalah hal yag biasa, wajar, dan natural. Suksesi berjalan dengan baik, riak itu masih normal, namun jika yang datang adalah badai  artinya bukan normal malah berbahaya.

“Pengambil Keuntungan” Politik

Di antara balas dendam politik, ada pencari keuntungan di mana “penelikung” yang mengambil keuntungan di antaranya. Jika politik sudah berjalan dengan baik, normal, dan natural, kekalahan itu tidak akan sekasar jika demokrasi akal-akalan. Kalahnya sudah bisa diprediksikan dan diukur karena apa. Pemenangnya pun sudah jelas karena apa dan mengapa.

Buni Yani dan Kebo Ijo

Peradilan Buni Yani masih berlangsung. Ia mendapatkan status tersangka dan diadili karena perilakunya, di sisi lain ada yang mendapatkan keuntungan. Selama ini ia sendirian, harapannya adalah apa yang ia hadapi atau ia peroleh bukan setragis Kebo Ijo, yang jelas sekarang, ia sendiri, tidak mendapatkan apa-apa selain tersangka.

Apakah kita akan meneruskan politik ala Ken Arok terus menerus?

Jayalah Indonesia

Salam

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun