Mohon tunggu...
Susy Haryawan
Susy Haryawan Mohon Tunggu... Wiraswasta - biasa saja htttps://susyharyawan.com eLwine

bukan siapa-siapa

Selanjutnya

Tutup

Cerita Pemilih Pilihan

Irrasionalitas Pilkada DKI

17 April 2017   22:35 Diperbarui: 17 April 2017   22:44 1269
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerita Pemilih. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/GARRY LOTULUNG

Pertama karena penuh dengan obsesi jadi penguasa. Kepemimpinan yang melayani akan mengurangi tensi irrasional, malah akan memberikan kekuatan untuk rendah hati, terbuka, dan sportif serta supportif, bukan malah sebaliknya.

Kedua, kesiapan menang tidak dibarengi siap kalah. Penyakit menahun demokrasi di Indonesia adalah ini lupa kalah itu pasti juga ada menang tidak ada seri, jika ada tentu tindakannya rasional dan sangat logis.

Ketiga, politik dan demokrasi mahal. Karena beaya politik mahal, maka menggunakan segala cara agar menang buat mengembalikan modal bukan untuk memilikirkan bangsa dan negara (daerah dan rakyatnya). Ini jamak terjadi, apalagi Jakarta.

Keempat, demokrasi akal-akalan. Bagaimana hukum, peraturan, pelakunya masih saling terkait dengan uang. Artinya uang yang menguasai semunya. Banyak uang menang, gak ada uang melayang. Semua masih bisa dibeli sesuai dengan keinginan.

Apakah akan demikian terus terjadi?

Harapan itu ada perubahan ke depan lebih baik bisa dinyatakan sepanjang pelakunya ada yang masih rasional. Artinya, jika mau berubah dan bebenah, siapkan orang baik dan benar untuk menjadi virus kebaikan. Salah satu kota, entah apa motivasinya sedang gemar membuat banner, kata-kata rohaniwan, budayawan, dan moralis Frans Magnis Suseno yang “Pemilu bukan memilih yang terbaik, namun menghindarkan yang  buruk berkuasa.”Menyingkirkan orang buruk dari tampuk kekuasaan dan biarkan orang biasa saja untuk bisa membuktikan diri. Tidak soal terbaik, minimal jangan orang buruk yang berkuasa.

Jayalah Indonesia

Salam

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerita Pemilih Selengkapnya
Lihat Cerita Pemilih Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun