Mohon tunggu...
Susy Haryawan
Susy Haryawan Mohon Tunggu... Wiraswasta - biasa saja htttps://susyharyawan.com eLwine

bukan siapa-siapa

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Penyelenggara Pemilu dan Orang Parpol

1 April 2017   05:55 Diperbarui: 1 April 2017   16:00 515
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Penyelenggara Pemilu dan Orang Parpol

Entah apa yang ada dalam benak para politikus ini ketika lagi dan lagi idenya luar biasa terlahir. Kali ini mengusulkan, memang sah-sah saja, namanya usaha untuk memberikan porsi kepada kolega mereka duduk di kursi penyelenggara pemilu. Apakah salah? Tidak, tapi etis atau tidak bukan pola pikir dan motivasi mereka.

Gambaran umum di mana orang mau menang sendiri memang menjadi ciri dan watak sebagian besar bangsa ini. saling sandera, cari untung sendiri, dan mengorbankan orang atau pihak lain sebagai hal yang sangat biasa saja, tanpa merasa bersalah dan berdosa. Hidup keagamaan terdepan namun perilaku jahat dianggap biasa saja.

Sikap mendua dan main dua kaki seolah bagian keseharian di antara anak bangsa dari yang paling sederhana dan rendah hingga elitnya. Membolakbalikkan data dan fakta demi keuntungan sendiri dan kelompok, merupakan prestasi yang paling membanggakan, kesuksesan luar biasa besar.

Orang Parpol dan Kejahatan

Tidak bisa dipandang sebelah mata prestasi politikus di negara ini, sayangnya yang berkaitan dengan maling memaling. Korupsi tertinggi ada di parpol dan dewan baik pusat ataupun daerah, main lawan jenis juga ada di dua dunia itu. Belum lagi yang diekspor ke lembaga lain, tidak bisa kita lupakan begitu saja, bagaimana perilaku elit parpol yang membawa aroma busuk ke lembagaa lain. contoh terbaru jelas saja Patrialis Akbar, bagaimana ia membusukan MK makin dalam dengan perilakunya. Dia orang parpol yang sangat lama. Dulu ada Surya Dharma Ali, ada Andi Malarangeng, ada di eksekutif dan MK dua orang itu. Pecinta politik yang terpental, masih abu-abu seperti Abraham Samad, artinya sangat mudah dipengaruhi kepentingan kalau, penyelenggaran pemilu itu orang parpol. Jangan lupa juga bagaimana BPK berpolemik karena juga orang parpol ketuanya. Tersandera keadaan yang tidak baik bagi lembaga dan negara.

Parpol dan Demokrasi

Sepakat dan setuju bahwa demokrasi salah satu pilarnya adalah  parpol, namun apakah parpol di Indonesia sudah demokratis dan modern? Ini tanya yang sangat mendasar dan fundamen, ketika belum mengenakan etika dan perilaku etis dalam berdemokrasi. Lihat saja tingkah polah dan petingkah elit parpol kala pemilu, pilkada, atau juga pilpres. Baju mereka masih parpol banget belum bisa sepenuhnya lepas dari masa lalunya, apalagi masa lalu rakus dan tamak, soal lagi-lagi doit. Demokrasi di Indonesia justru dirusak oleh parpol sendiri, lihat KMP dan KIH di pusat, atau koalisi dan gerombolan yang hilang timbul selama pilkada DKI, siapa pelakunya? Parpol dan dewan.

Orang Parpol Tidak Semua Busuk

Sepakat dan setuju banget, contoh salah satu paling tidak bisa bersikap dengan relatif baik Mahfud MD, politisi PKB yang mengemban ketua MK dengan relatif jauh lebih baik daripada yang murni profesional sekalipun. Artinya, sebenarnya bisa saja, namun apakah bisa bersikap secara baik jika sudah beralih peran. Ini hal yang perlu menjadi perhatian utama, pengawasan yang jauh  lebih berat dan besar tentunya.

Pemain Sekaligus Wasit.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun