Pak Beye yang santun seperti kehilangan jati diri sebagai politikus dengan berbagai cuitan, konpres yang malah makin dalam memperosokkan diri. Upaya menarik kaki dari lumpur itu gagal dan malah membuat kaki terlepas dari sendinya. Trik yang tepat tidak diketemukan, akhirnya tenggelam sendiri. Kesalahan demi kesalahan dibangun. Jelas salah memilih Agus mundur dengan begitu cepat hanya karena “hasutan” yang tidak mendasar. Parpol pengusung pun tidak beda jauh. Sama sekali tidak kelihatan kinerja PAN, PKB, ataupun P3 di masa kampanye kemarin. Tidak heran Pak Beye bak kebakaran jenggot dan meradang demikian rupa.
Alih-alih menjadi bahan untuk menaikkan pamor AHY, malah justru sebaliknya menjerumuskan makin dalam. menggerus suara yang ada. Bagaimana minimal 20% suara malah jadi 17 %, ada yang bocor tentunya. Pintu itu dibuka sendiri oleh Pak Beye yang merasa masih kuasa dan kuat, padahal dukungan setengah hati dari parpol pengusung dan telikung dari sekelompok orang, memporakporandakan bangunan yang masih labil dibangun Pak Beye. Agus sendiri gamang dalam menjual diri, eh marketing terkuatnya pun malah kandas di dalam pilihan cara penjualannya.
Harapannya diamnya Pak Beye bukan karena “ngenes”dan menyesal berlebihan, jika undur diri sejenak untuk menata diri tentu jauh lebih baik. Bijaksana lagi jika nanti keluar dari “pertapaan” telah menjadi negarawan yang jempolan.
Jayalah Indonesia!
Salam
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H