Mohon tunggu...
Susy Haryawan
Susy Haryawan Mohon Tunggu... Wiraswasta - biasa saja htttps://susyharyawan.com eLwine

bukan siapa-siapa

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Tiada Sosok Manusia dalam Diri Guru

13 Februari 2017   06:46 Diperbarui: 13 Februari 2017   08:13 425
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Apa yang bisa dilakukan?

Guru harus menyadari bahwa ia bukan manusia super, yang perlu waktu istirahat, waktu untuk penyegaran kembali, bisa berupa refresing, peneguhan dengan saling bertukar pengalaman dan informasi terbaru. Apa yang terjadi selama ini malah soal kepsek atau yayasan yang tidak adil, saling bertukar informasi soal anak dan tas atau katering pernikahan, yang sedikit banyak menambag\h beban pikiran  jika tidak bisa sama dengan rekannya.

Pemerintah menyediakan kesempatan kepada guru jangan hanya menuntut saja, apalagi ide full day school,segala. Kesempatan untuk menimba ilmu lagi, mendidik anak-anaknya, dan juga menghirup udara segar. Guru tidak pernah ada cuti sebagaimana pegawai lain, ingat libur anak tidak sama dengan libur guru. Siapa yang mengisi kelas ketika ada yang cuti? Guru pengganti akan mudah diperoleh.

Administrasi sekolah jangan lagi sepenuhnya atau guru masih diberi tambahan tugas ini itu yang memberatkan. Usahakan ada tenaga khusus untuk mengurus adminstrasi dan kertas yang sering tidak juga diaplikasikan di kelas. Bagaimana mau mengajak anak didik berinovasi kala guru saja inovasi itu apa tidak paham, karena tidak ada kesempatan.

Pendidikan keguruan perlu mendapatkan perhatian serius. Konsekuensi-konsekuensi yang berat sama sekali tidak pernah dikatakan dan dinyatakan, karena tidak tahu, juga karena memang perhatian terhadap guru sangat lemah. Memang jarang guru yang berpenyakit akut dan menakutkan sebagaimana profesi lain, tidak ada pula guru yang post power syndrom,namun ternyata pola pikir kanak-kanak dan bisa membuat orang sakit namun jarang diketemukan sakitnya oleh medis terjadi.

Pendidikan berkualitas bangsa juga ikut naik mutunya. Pendidikan terabaikan jangan salahkan jika orang saling memanfaatkan dan menjadikan pihak lain sebagai obyek semata.

Jayalah Indonesia!

Salam

*Kutipan dalam sebuah buku

Sumber Inspirasi: Pendidik Karakter Di Zaman Keblinger

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun