Pemimpin yang Bijak
Tenang luar dalam. Akan terlihat dengan mudah dan dari wajah itu tidak ada beban karena memang tenang bukan buatan dan bisa menyalurkan dalam bentuk lain yang berdaya guna. Kemarahan, keluhan, dan bentuk curhat, ataupun kritikan yang tidak berdasar yang sering dinamai nyinyir. Tenang akan memberikan kritik dan masukan secara obyektif, konstruktif, dan tidak semata-mata kepentingan sendiri.
Kepentingan umum di atas segalanya.Apa yang menjadi pertimbangan adalah kepentingan bangsa dan negara. Pribadi, keluarga, kelompok, dan sejenisnya di bawah kepentingan negara. Dengan demikian akan paling tidak bebas kepentingan sempit sehingga bisa berlaku tegas, berani, dan lebih adil. Memang semua itu hanya ada mendekati, tidak mungkin sempurna namun jelas ada kecenderungan.
Wacana sebisa mungkin diwujudkan.Beribu wacana namun miskin aplikasi. Hanya besar di program dan ide, soal fakta bisa disaksikan sendiri. Bahwa ada kendala dan halangan jelas semua terjadi, kualitas pemimpin adalah mampu mengatasi itu untuk bisa mewujudkan idenya.
Menyelesaikan masalah bukan malah menambah persoalan.Salah satu ciri pemimpin adalah mencari jalan keluar bukan mengeluhkan keadaan. Listrik mati itu mencari lilin bukan malah mengatakan ini itu soal PLN apalagi malah presidennya.
Listrik mati itu apa yang perlu dibuat adalah mencari penerang bukan malah mencari-cari alasan atau bahkan menghujat PLN panjang lebar, apa gunanya coba. Ini hanya soal memuaskan perasaan dan emosi, namun bukan menerangi kegelapan yang ada.
Jayalah Indonesiaku!
Salam
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI