Sepuluh, blusukan, semua pejabat juga melakukan (katanya, pas mau pilihan), tidak heran ada yang ikut dengan pakaian micky mouse, atau makan di warteg dengan jas dan tidak bebas. Atau ikut trerlibat dengan rakyat namun dengan pengawalan ketat.
Sebelas, memayungi anak buah, bawahan, yaitu gubernur Papua. Dulu juga menuangkan air minum untuk gubernur. Lho kan presiden, cari muka, apa memang levelnya walikota, sehingga memayungi, menuang air untuk gubernur? Apa coba artinya, kalau bukan pencitraan. Juga masuk sawah segala, lepas sepatu, masuk sawah, jelas pencitraan, di belakang meja, ruang ber-AC, kursi empuk, napa harus turun ke sawah, harga mahal tinggal impor, beres.
Itulah sebelas pencitraan Jokowi. Dua tahun yang penuh dengan kerja pencitraan ala Jokowi. Tidak heran banyak anggota dewan bahkan pimpinan dewan yang mengoloknya. Target seratus hari sudah diganti, eh sudah dua tahun masih kokoh dan makin lebih dipercaya. Levelnya walikota, eh malah sudah mengunjungi ujung Timur di Papua hingga Barat di Aceh, Utara di Miangas.
Tiga tahun sisanya tinggal menuai panen pencitraan yang sudah dilakukan. Hal-hal tabu sudah diubah dan tinggal memetik hasilnya yang tidak akan lama lagi dirasakan.
Salam
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H