Mohon tunggu...
Susy Haryawan
Susy Haryawan Mohon Tunggu... Wiraswasta - biasa saja htttps://susyharyawan.com eLwine

bukan siapa-siapa

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Eko Patrio: Agus Yudhoyono Membuat Tercengang

1 Oktober 2016   06:43 Diperbarui: 1 Oktober 2016   07:29 4105
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Kaderisasi bukan prioritas parpol, yang penting kursi.Tidak heran parpol lebih suka menjual  orang tenar, bisa karena artis, atau bahkan koruptor, yang penting tenar. Ini jelas logika keblinger ala parpol Indonesia yang tidak mau kerja keras.

Ideologi parpol itu hanya di atas kertas.Sama sekali tidak mengenal yang namanya ideologi, selain kursi yang mereka kenal. Itu tidak mengagetkan ketika mereka selalu berorientasi mereka sendiri, soal bangsa dan negara, nanti-nanti dulu.

Tiga paslon ini relatif bisa berimbang. Start yang sama, soal pasangan Ahok-Djarot yang memang incumbent, wajar saja punya nilai lebih, namun masih bisa disiasati dengan baik. Persoalan ada paspol pengusung dan timses mereka.

Komunikasi paslon yang baik.Mereka, parpol dan timses harus memberikan masukan agar paslon yang akan berbicara bisa memilah dan memilih tema dan apa yang perlu disampaikan. Jangan sampai blunder sebagaimana kemarin-kemarin. Ini bisa fatal dan menjadi bulan-bulanan “lawan.”

Mengekang reaktif dalam menghadapi serangan.Tidak bisa dipungkiri jika kampanye dan model pemilihan masih berkaitan dengan kampanye hitam atau negatif. Bagaimana paslon, timses, dan parpol bisa elegan dan bijak untuk menjawabnya.

Tidak lagi patut berbalas pantun yang buruk,mengritisi, mengritik, dan meluruskan itu baik-baik saja, namun perlu  tahu batas sehingga tidak malah menyerang rival, sedangkan paslon sendiri tidak bisa lebih baik. Ini lah tugas timses dan parpol.

Namanya timses bukan malah menggagalkan. Pengalaman pilpres lalu membuktikan timses perlu bijak dan sabar sehingga lebih cerdas dan bijak, bukan asal-asalan yang memberikan pengaruh berkepanjangan. Hal ini perlu menjadi perhatian.

Kematangan dan pengalaman sangat menentukan. Jiwa muda bisa meledak-ledak. Waktu yang ada memang mepet, namun bukan berarti kalah sebelum berperang bukan? Bersiap dan menyediakan diri dengan lebih baik tentu akan membantu menentukan  hasil akhir.

Jakarta dan Indonesia lebih baik menjadi yang utama. Kursi itu hanya sarana. Dan perlu diingat agar bukan malah menjadi tujuan.

Salam

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun