Belum lagi melihat pola pikir mereka yang bertolak belakang soal yang mendesak, mendasar, dan amanat UU untuk memberikan ruang terbuka hijau tersebut. Memang bahwa satu segi bukan semuanya dan belum berarti apa-apa. Namun bisa memberikan gambaran pola pikir yang tidak padu pada  satu isu yang sama persis. Pendekatan yang justru bertolak belakang.
Waktu yang ada, sudah sangat mendesak. Jika linier dengan jumlah kursi masih belum memberikan jaminan keberhasilan mereka. Belum lagi melihat keberadaan Gerindra dan calon yang belum memberikan jaminan karena masalah yang timbul selama ini.
Implikasi pada parpol lain yang belum bersikap, kecuali PDI-P karena konstelasinya tidak perlu menggandeng  yang lain, tidak begitu signifikan memberikan pengaruh. Apa yang akan dilakukan PAN, P3, dan PKB, kalau Demokrat paling banter akan main aman tanpa mendukung siapapun secara resmi.  Paling menarik ditunggu adalah bagaimana P3 dengan kursi 10 mau bersikap. Mendukung siapa, atau mau bertiga main sendiri, namun tidak cukup. Mereka harus meyakinkan Demokrat untuk mengusung sendiri. Jika demikian akan ada poros lain yang bisa menjadi alternatif.
Bagaimana pula ke depannya dengan calon-calon lain yang telah gegap gempita selama ini, seperti Yusril, Lulung, Adyaksa, atau pendatang baru seperti Saefullah atau Agus dan adiknya Ibas? Apakah akan ada kumpulan baru yang mau membawa. Menarik P3 dengan 10 kursi yang cukup seksi namun sepertinya belum  memberikan sikap yang jelas. Sejumlah kursi yang tidak kecil lho.
Salam
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H