Siapa Teman Terbaik itu?
Manusia sebagai makhluk sosial tidak bisa lepas dari yang namanya relasi atau teman. Teman dan relasi tentu ada yang baik, biasa saja, dan buruk. Belum lagi dunia maya yang kadang mengambil alih peran itu, dan belum tentu seperti adanya.
Siapa teman terbaik itu?
Dia bukan yang selalu memujimu,
Namun
Bukan pula yang selalu mencelamu,
Teman terbaik akan mendukungmu dalam seluruh keadaanmu. Baik dia akan memujimu, kalau kamu sedang bertindak tidak pas, akan memberikanmu nasihat yang membenarkan
Dia bukan yang selalu mengatakan kebaikanmu saja
Namun
Bukan pula yang selalu menjelek-jelekkanmu
Teman terbaik itu mengatakan secara berimbang, obyektif, dan apa adanya. Berani pula mengatakan kejelekanmu agar bisa dikurangi.
Dia bukan yang selalu ada ketika kamu perlukan
Namun bukan pula yang tidak mau membantumu.
Ia juga punya dunia sendiri, jelas tidak akan bisa selalu ada, satu yang perlu kamu yakini, bahwa ia akan ada ketika kamu dalam posisi paling buruk sekalipun.
Dia bukan orang yang sempurna
Namun
Bukan pula orang yang tidak punya kebaikan
Ia sama dengan kamu, manusia yang diciptakan dengan segala keterbatasan dan kelemahan, dan dia ada untuk membuatmu mampu menjadi diri sendiri.
Dia bukan yang selalu menilai kamu benar
Namun
Bukan pula yang selalu menilaimu salah
Ia akan bersikap obyektif dan apa adanya, salah adalah salah dan benar adalah benar. Hati-hati jika ada yang selalu menilaimu benar, jika demikian bisa saja ia penjilat, sebaliknya kalau mengaku teman selalu saja melihat kamu buruk, apakah benar itu teman?
Dia bukan orang yang selalu membantumu
Namun
Bukan pula orang yang selalu memnbebanimu
Ia ada untuk saling membantu, bukan untuk mencari keuntungan sendiri dan menjadi parasit bagimu. Meringankan bukan menjadi korban atau mengorbankan.
Dia bukan orang yang selalu mengatakan “IYA” dalam semua keinginanmu
Namun
Bukan pula yang selalu mengatakan “TIDAK” atas gagasanmu
Ia yang mengatakan iya dan tidak dalam konteks yang tepat, bukan yang mengiyakan atau menidakkan apapun yang kamu inginkan.
Dia bukan yang selalu tahu keadaanmu
Namun
Bukan pula yang tidak tahu sama sekali keadaanmu.
Dia yang tahu pas kondisimu tidak baik dan ia merasakan itu. Ikatan batin dan hati itu ada, meskipun ia bukan belahan jiwamu ataupun pasanganmu.
Dia bukan mengatakan kamu takut jika berhati-hati
Namun
Bukan pula mengatakan kamu terlalu berani jika kamu ceroboh
Ia akan mengatakan kamu harus bijaksana dan waspada, jangan memilih jalan yang bisa membahayakanmu. Dukungan itu hanya dari teman yang baik bukan?
Dia tidak akan mengatakan yang baik-dan membanggakanmu di depanmu saja
Namun
Dia juga tidak akan menjelek-jelekanmu di belakangmu.
Ia akan mengatakan kebaikan dan kejelekanmu di depanmu. Di belakangmu juga ia akan membela dan menyatakan tentang kamu apa adanya.
Dia bukan orang yang akan selalu menjadi pembelamu
Namun
Dia bukan juga orang yang selalu menghakimimu
Ia akan mengerti apa adanya kamu. Ia tidak akan menyatakan kamu dengan kacamata yang terbatas, namun menggunakan paradigma yanglebih luas dan lebih baik daripada sekedar teman biasa.
Dia bukan orang yang selalu menuntutmu
Namun
Dia bukan juga orang yang tidak peduli keberadaanmu
Ia akan bijaksana di dalam menerima pun apa adanya. Sepanjang bisa diubah, diberitahu, dan diperbaiki, akan diperbaiki, jika tidak, tentu dia akan menerima apapun keadaanmu.
Dia bukan orang yang terbaik
Namun
Dia juga bukan orang yang sangat buruk
Ia orang yang ada adanya, tidak ada yang terbaik ataupun yang terburuk, yang ada adalah pribadi yang ada. Itu semua utuh, kelebihan dan kekurangannya.
Di dunia ini yang ada adalah relatif dan tidak ada yang ideal terjadi. Semua ada baik dan buruk, dan itulah ciri dunia. Semua adalah teman terbaik dengan segala kelebihan dan kekurangannya.
Salam
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H