Mohon tunggu...
Susy Haryawan
Susy Haryawan Mohon Tunggu... Wiraswasta - biasa saja htttps://susyharyawan.com eLwine

bukan siapa-siapa

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Yusril Deklarasi Relawan, Lha Siapa yang Mau Mencalonkan?

28 Agustus 2016   19:01 Diperbarui: 28 Agustus 2016   19:08 3049
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Yusril Deklarasi Relawan, Lha Siapa yang Mau Mencalonkan?

Yusril telah mengadakan deklarasi untuk maju cagub, menarik adalah, siapa yang mencalonkan? Dukungan banyak dari kelompok dan organisasi massa. Apa salah? Tidak sama sekali tidak salah. Persoalannya adalah, parpol mana yang mau membawanya, sedangkan partai PBB sama sekali tidak punya kursi.

Ormas, organisasi sayap, relawan, atau siapa saja bisa dan sah saja mendukung atau mengajukan calon, namun jalur independen sudah usai. Sekarang tinggal satu jalan yaitu via parpol. Tinggal itu dan dinamika yang ada adalah PDI-P sendirian entah mau dukung Ahok atau tidak, jelas PDI-P yang bisa sendirian. Sangat sulit jika PDI-P mengusung Yusril. Gerombol kekeluargaan juga tidak jelas, karena tarik ulur, dan sama sekali malah tidak pernah bicarakan Yusril. Mereka punya Sandiaga Uno yang telah menyatakan lebih ke arah gubernur, jika iya, apa mau Yusril jadi wakil?

Yusril hendak mencoba “menggebrak” parpol untuk memberikan dukungan kepadanya, seperti Golkar yang diwakili oleh hadirnya kader Golkar di sana, P3 dengan Lulung, dan Demokrat dengan Nara, dan mantan wakli gubernur Prijanto turut hadir. Masih berharap dengan adanya dukungan dari parpol yang ia lamar seperti  P3, PDI-P, dan tentu Demokrat.

PDI-P.  Kemungkinan sangat kecil untuk memberikan dukungan kepada Yusril, jika mau kadernya jadi wakil tentu lebih aman, menguntungkan, dan lebih menjamin bersama Ahok. Coba apa untungnya mendukung Yusril? Belum lagi sejarah panjang Yusril yang berhadapan dengan kader-kader PDI-P yang ada di pemerintahan. Yusril jadi wakil, apa iya dia mau, jika mau, apa dipasangkan dengan siapa? Risma? Apa bisa secara ideologis PBB? Dengan Djarot? Apa bisa mengejar ketertinggalan sekian lama masa sosialisasi.

Koalisi atau Kelompok Kekeluargaan.Pesimis mereka mau melaju dengan kondisi yang sama, dalam artian enam parpol untuk mengusung Yusril dan Sandiaga. Coba bagaimana mereka mau berbagi antara siapa DKI-1 dan 2, apa mau Gerindra memberikan kursi empuk ke DKI-2 sedangkan Yusril sama sekali tidak memberikan kontribusi kursi lho. Partai  lain apa juga au rela hati memberi makan siang dan mereka sendiri malah kelaparan? Susah bisa demikian. Mau dikemanakan Saefullah dari PKB?

Menarik menanti manufer Demokrat, PKS, dan PAN, dan lain –lain.Bisa saja ada parpol cukup besar yang mau mengusung Yusril seperti PKS, Demokrat, P3, dan PAN misalnya cukup untuk menghantar mereka bersama membawa Yusril  mendapatkan tiket maju, namun apakah mau Pak Beye melupakan kisah berkali-kali dikalahkan di MK soal produk hukumnya? Ingat bagaimana model Pak Beye yang tidak mudah melupakan.

Apa yang dilakukan tidak akan memberikan pengaruh signifikan akan peta pilkada paling bingung ini. Berbeda jika Yusril mau jadi wakil dari Sandiaga, namun menilik sikap dan kebiasaan Yusril mau jadi wakil Sandiaga kog sangat kecil. Bukan tidak mungkin, namun tidak akan mudah, alot tawar menawarnya.

Kesalahan strategi. Waktu makin dekat, deklarasi, namun bukan kendaraan, sama sekali tidak berpengaruh, bandingkan apa yang dilakukan Ahok dengan TA-nya, atau dukungan yang telah Sandiaga dapatkan saja masih jalan di tempat. Bagaimana mau menjual calonnya, kalau rakyat tanya, memang yang kamu promosikan mau naik apa?

Kekuatan dan posisi tawar yang lemah. Yusril tidak punya massa militan dan payahnya lagi, kursi pun tidak punya. Kepopuleran pun hanya tingkat elit terbatas. Bagaimana mau mengeluarkan Yusril dari sangkar emas ini? Belum lagi waktu makin singkat. Mau menawar Sandiaga jadi wakilnya emang akan dengan mudah? Mungkin tidak ada yang mau. Tentu parpol lebih baik rela mencalonkan kadernya sendiri meskipun jadi penggembira, daripada penggembira dengan ketum parpol lain.

Soal wakil juga tidak ada atau jelas.Pengalaman selama ini yang dibanggakan terlalu elit dan tinggi, siapa coba yang mau jadi pendampingnya untuk jadi pelengkap saja. Mau milih siapa coba, Lulung? Apa menjanjikan? Nara, ada Demokrat, Prijanto? Sama saja tidak membuat makin mengilap.

Deklarasi hanya jadi seremoni tanpa ada hasil, untuk ramai-ramai dan ada kesempatan untuk bisa eksis sejenak, soal ada lirikan dari parpol kalau ada, ya syukur. Melirik lho, belum tentu berpaling. Sangat kecil ada kemungkinan Yusril diusung, meskipun banyak ormas yang memberikan dukungan. Sama juga dengan PBB, parpol namun tidak bisa mengusung calon, apalagi ormas.

Layak ditunggu, apapun masih bisa terjadi, bisa pula terjadi kejutan demi kejutan yang akan membuat makin meriah pilkada paling bingung ini. Jika iya lumayan ada tiga calon yang bisa membuat semarak dan tidak sepi seperti Surabaya tempo hari, hingga berpanjang-panjang tanpa calon selain satu pasang.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun