TVRI dan Peran Media Berimbang, Obyektif, dan Mendidik
Dirgahayu TVRI
Televisi sebagai media tentu memegang peran sangat penting bagi masa depan bangsa. Tidak ada yang lepas kepentinga di dunia ini, dan yang paling bijak adalah, mencoba mendekati yang ideal, obyektif, dan berperan bagi pembangunan anak bangsa.
Kita bisa menyaksikan bagaimana media terutama televisi kini penuh dengan kepentingan pemilik, sinetron tidak mendidik selain menjual kemarahan dengan mata melotot, berteriak, dan saling sengkkarut berebut pacar, pasangan, harta, dan sejenisnya. Hiburan tidak logis dan asal jadi, namun menarik iklan dan penonton, meskipun miskin manfaat, selain soal ekonomi semata.
Pemilik Televisi dan Pilhan Politiknya
Sejatinya memuakkan melihat televisi yang satu memuji-muji terus salah satu pihak dan yang lain mencari-cari pihak yang berseberangan dengan pemilik televisi itu. Akibat kecelakaan pilpres yang hanya dua calon, jadilah televisi terbelah, karena para pemilik saling berseberangan. Televisi yang tidak dimiliki orang politik, masih kalah pamor dan bisa memberikan keseimbangan. Di sinilah peran TVRI sebagai media negara bisa memberikan keseimbangan. Semua diberitakan baik ataupun buruk. Ada keseimbangan dan memberikan obyektifitas bagi penonton. Peran memberikan pencerahan, pendidikan, dan pemahaman dengan lebih baik termasuk dalam bidang politik.
Hiburan Sehat.
Pekerja seni itu perlu hidup. Media sangat  membantu dan memberikan kesempatan untuk mereka.  Idealisme dan mencari materi sering tidak bisa seiring sejalan. Mana ada televisi swasta menayangkan proyek idealisme seperti Keluarga Cemara,atau menampilkan kisah agama selain agama yang banyak di negara ini. Di sinilah peran TVRI memberikan kepada pekerja seni, pelaku kreatifitas, dan produksi yang berjiwa idealisme dan memberikan hiburan sehat yang belum tentu disukai pemodal dan pemilik televisi swasta. Negara hadir dengan TVRI memberikan hiburan yang sehat apalagi Presiden pernah menyatakan media perlu  memberikan  tontonkan positif dan membangun. Susah mengharap televisi swasta memberikan waktu untuk hal ini.
Acara Pendidikan.
Susah menemukan acara yang menarik dan sekaligus mendidik, seperti misalnya Hasta Karya,lebih banyak industri kreatif jika ditanya dari mana belajar, biasanya dari internet, tentu internet ini  tidak murah. TVRI yang didanai bisa memberikan kesempatan untuk banyak karya kreatif, inovatif, dan bisa diterapkan sendiri tentu tidak ada salahnya jika bisa dilakukan oleh TVRI. Misalnya pemanfaatan limbah untuk pupuk, untuk kerajinan tangan, dan sejenisnya. Ingat namun dikemas dengan baik, sehingga tidak bosan dan malah dicemooh yang akhirnya tidak berguna.
Revolusi Mental
Bagaimana kalau program pemerintah yang berguna bagi seluruh lapisan masyarakat seperti ini, TVRI menjadi yang terdepan. Anak-anak itu jauh lebih mendengarkan apa yang dilakukan didengung televisi daripada orang tua ataupun guru. Untuk itulah fungsi TVRI untuk mengisi kebutuhan anak dalam hal yang baik, perubahan karakter, dan sejenisnya.
Toleransi.
TVRI milik negara, dibeayai oleh negara, toleransi yang begitu jauh kini di depan mata, bahkan menyajikan permusuhan interagama apalagi antaragama bisa disaksikan di televisi swasta, jangan sampai TVRI juga menjadi agen dalam sikap intoleran ini. Bukan hanya soal agama namun juga soal ras, suku, ataupun bahasa. Dengungan soal mayoritas dan minoritas yang berlebihan sekarang ini perlu diminimalkan, dan kemanusiaan yang dikedepankan. Bagaimana menyajikan acara yang berimbang, menyeluruh, dan tidak memberikan hak khusus atas nama apapun.
Namun hati-hati pula agar:
Tidak menjadi corong pemerintahan mentah-mentah seperti masa lalu. Tetap berlaku sikap kritis dan obyektif tentunya. Hal ini bisa dilakukan jika dikelola dengan profesional dan penuh dedikasi.
Tampilan yang membosankan karena abai akan sisi hiburan. Jadi acara televisi itu bukan kelas sekolah, unsur hiburannya juga perlu dikemas dengan baik. Teknologi sudah maju, tentu tidak susah membuat tampilan yang menarik, dan membuat terpukau.
Acara pedesaan dan pertanian dikemas dengan indah, sisi yang baik, dan bukan hanya itu-itu saja, siapa tahu bisa menginspirasi kaum muda untuk tidak lari ke kota dan mau menjadi petani dan tidak hanya menjadi buruh pabrik.
Televisi milik bangsa yang memiliki Pancasila dan berdiri dan hidup di bumi Bhineka Tunggal Ika bisa menyajikan kebenaran dan bukan arus utama sebagaimana media yang mengejar rating dan iklan. Apakah bisa? Bisa sepanjang mau dan ada kehendak baik di sana.
Televisi selain menyediakan tontonan juga tuntunan bagi bangsa dan negara. Tidak boleh ada yang dikorbankan demi salah satunya, apalagi diera kapital seperti saat ini. Keseimbangan itu bisa diupayakan dan dikembangkan sehingga tidak ada yang dirugikan.
Salam
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H