Bagaimana kalau program pemerintah yang berguna bagi seluruh lapisan masyarakat seperti ini, TVRI menjadi yang terdepan. Anak-anak itu jauh lebih mendengarkan apa yang dilakukan didengung televisi daripada orang tua ataupun guru. Untuk itulah fungsi TVRI untuk mengisi kebutuhan anak dalam hal yang baik, perubahan karakter, dan sejenisnya.
Toleransi.
TVRI milik negara, dibeayai oleh negara, toleransi yang begitu jauh kini di depan mata, bahkan menyajikan permusuhan interagama apalagi antaragama bisa disaksikan di televisi swasta, jangan sampai TVRI juga menjadi agen dalam sikap intoleran ini. Bukan hanya soal agama namun juga soal ras, suku, ataupun bahasa. Dengungan soal mayoritas dan minoritas yang berlebihan sekarang ini perlu diminimalkan, dan kemanusiaan yang dikedepankan. Bagaimana menyajikan acara yang berimbang, menyeluruh, dan tidak memberikan hak khusus atas nama apapun.
Namun hati-hati pula agar:
Tidak menjadi corong pemerintahan mentah-mentah seperti masa lalu. Tetap berlaku sikap kritis dan obyektif tentunya. Hal ini bisa dilakukan jika dikelola dengan profesional dan penuh dedikasi.
Tampilan yang membosankan karena abai akan sisi hiburan. Jadi acara televisi itu bukan kelas sekolah, unsur hiburannya juga perlu dikemas dengan baik. Teknologi sudah maju, tentu tidak susah membuat tampilan yang menarik, dan membuat terpukau.
Acara pedesaan dan pertanian dikemas dengan indah, sisi yang baik, dan bukan hanya itu-itu saja, siapa tahu bisa menginspirasi kaum muda untuk tidak lari ke kota dan mau menjadi petani dan tidak hanya menjadi buruh pabrik.
Televisi milik bangsa yang memiliki Pancasila dan berdiri dan hidup di bumi Bhineka Tunggal Ika bisa menyajikan kebenaran dan bukan arus utama sebagaimana media yang mengejar rating dan iklan. Apakah bisa? Bisa sepanjang mau dan ada kehendak baik di sana.
Televisi selain menyediakan tontonan juga tuntunan bagi bangsa dan negara. Tidak boleh ada yang dikorbankan demi salah satunya, apalagi diera kapital seperti saat ini. Keseimbangan itu bisa diupayakan dan dikembangkan sehingga tidak ada yang dirugikan.
Salam
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H