Mohon tunggu...
Susy Haryawan
Susy Haryawan Mohon Tunggu... Wiraswasta - biasa saja htttps://susyharyawan.com eLwine

bukan siapa-siapa

Selanjutnya

Tutup

Politik Artikel Utama

8 Skenario Masa Depan Koalisi Kekeluargaan

24 Agustus 2016   06:36 Diperbarui: 24 Agustus 2016   14:46 2344
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Skenario Keenam

Nasdem menyatakan ke depan akan ada dua parpol yang mau bergabung, bisa PDI-P dan Demokrat. Selama ini tidak ada masalah dengan duet AROT. Jika demikian, lima parpol yang akan menggodok siapa dan apa jadi apa dan itu masih banyak berseliweran nama. Merumuskan satu nama lagi bagi pendamping mantap Sandiaga U, dan mau dijadikan apa, sangat susah. Apa mau Gerindra cuma wakil jika bukan karena PDI-P? Selama ini mereka mau Uno jadi wakli karena merayu PDI-P, bukan karena dengan parpol lain.

Skenario Ketujuh

Jika skenario satu dan dua dengan asumsi bahwa PDI-P tidak di dalam kekeluargaan ini, ada lima hingga enam yang akan menggodok wagub bagi gubernur Uno, Gerindra akan menempatkan calonnya di DKI-1 bukan wakil. Jika demikian, apa Yusril mau? Jelas tidak, berarti bisa tereliminasi, tidak ada kesempatan Yusril. Artinya Saefullah ala PKB, atau Lulung dan Yusuf M ala P3. Bagaimana Demokrat, PKS, dan PAN? Tidak akan terjadi. sangat kecil kemungkinan.

Skenario Kedelapan

Bagaimana ide PAN soal Risma yang lepas dari PDI-P? Dengan demikian, banyak parpol yang sepakat dan Gerindra pun bisa menerima, dan asumsi Demokrat tidak mengajukan, mereka sangat minim kursi. Jika PDI-P ada di belakang Ahok atau nyalon sendiri dengan calon selain Risma, tentu sangat lemah. Bagaimanapun PDI-P tidak akan mau dikerjain, siap-siap di dewan dikeroyok dan akan kampanye mati-matian dengan gigih untuk menjatuhkan Risma dengan siapa pun pasangannya.

Masih ada nama Rizal Ramli, Budi Waseso, Anies Baswedan, dan itu bukan perkara mudah untuk saling mengalah. Riskan ketika semua demi kelompokku, dan asal bukan Ahok. Tidak lama lagi rontok gerombolan ini. Apalagi yang menjadi pengikat itu tidak mendasar selain kesamaan kepentingan ABA.

Mirisnya adalah dominan asal bukan Ahok, tidak berpikir bagi Jakarta dan kepentingan nasional di mana DI adalah wajah Indonesia. Ini bukan soal membela Ahok. Namun, selama ini semua muaranya soal Ahok bukan soal Jakarta lebih baik. Idenya cuma antitesis Ahok bukan soal visi dan misi yang memberikan gambaran konkret demi Jakarta yang jauh lebih baik. Coba sejenak saja bukan fokusnya ke Ahok, namun ke Jakarta dengan seluruh persoalannya.

Apa Jakarta itu hanya Ahok? Jelas bukan, apa yang mau dibangun itu DKI bukan soal Ahok dengan segala dinamikanya. Jangan-jangan calon-calon dan parpol ini tidak punya visi selain mengalahkan Ahok. Wah sayang dan repot kalau menang, malah bingung, karena bukan demi Jakarta, namun demi mengalahkan Ahok saja.

Salam

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun