Mohon tunggu...
Susy Haryawan
Susy Haryawan Mohon Tunggu... Wiraswasta - biasa saja htttps://susyharyawan.com eLwine

bukan siapa-siapa

Selanjutnya

Tutup

Politik Artikel Utama

8 Skenario Masa Depan Koalisi Kekeluargaan

24 Agustus 2016   06:36 Diperbarui: 24 Agustus 2016   14:46 2344
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Dari kiri, Ketua DPW Demokrat DKI Jakarta Nahrowi Ramli, Ketua DPW PKS DKI Jakarta Syakir Purnomo, Plt Ketua DPD PDI-P DKI Jakarta Bambang DH, Ketua DPW PAN Jakarta Eko Patrio, Ketua DPD Gerindra DKI Jakarta Muhammad Taufik, Ketua DPW PPP Jakarta Abdul Azis dan Ketua DPW PKB DKI Jakarta Hasbiallah Ilyas di Restoran Bunga Rampai, Cikini, Jakarta Pusat, Senin (8/8/2016). Tujuh partai itu sepakat membentu "Koalisi Kekeluargaan" dalam Pilkada DKI Jakarta 2017. (Kompas.com/Kahfi Dirga Cahya)

Makin mendekati hari pendaftaran calon DKI-1 dan 2, calon penantang Ahok masih menjadi tarik ulur. Parpol di posisi tiga yang telah ada di belakang Gubernur Ahok dan tujuh lainnya masih menggodok calonnya dan strategi terbaik mereka. Pasti telah “terbentuk” yang namanya “koalisi kekeluargaan”. Semuanya belum jelas mau apa dan siapa yang mau diajukan. Skenario demi skenario bisa terjadi.

Skenario Pertama

PDI-P merapat ke tiga parpol lain mengusung Ahok dengan wakil Jarot, AROT terbentuk, dan jelas yang enam kelimpungan dengan calon yang serba tidak pasti. Hanya punya calon yang susah bersaing dan mau jadi apa pun belum ada keputusan pasti, Sandiaga Uno masih serba canggung dan tanggung mau dijadikan apa dan dengan siapa. Ini yang paling realistis dan banyak indikasi demikian.

Skenario Kedua

Lagi-lagi PDI-P main sendiri dengan paket mereka. Hal ini sangat riskan, di mana-mana di Indonesia meskipun banyak kursi tetap saja tidak pede, main sendirian, masih saja ngajak-ngajak lain, apalagi jika kedua dari PDI-P tidak sangat menjual banget. Siapa pun yang mau diajukan, misalnya MAROT ataupun di balik DJARIS, baik di balik Risma dengan Djarot dan Risma siapa pun yang menjadi DKI-1 dan 2 belum cukup mumpuni. Mau memakai calon lain seperti Yoyok, Edi Marsudi, Boy Sadikin atau siapa pun tetap susah, jika menang, siap-siap saja dikeroyok juga di dewan.

Skenario Ketiga

Identik dengan skenario pertama, apa yang bisa dan akan dilakukan oleh gerombolan kekeluargaan, minus PDI-P. Sebagaimana kata Eko Patrio, yang menyatakan Risma tergantung Risma sendiri bukan parpol. Jika PAN mengajukan Risma dengan dukungan PKS, dan Gerindra cukup oke, P3 juga tidak terlalu menolak, bisa terjadi, namun Demokrat pasti tidak mau, ada bau-bau PDI-P. Ini juga membuat terlalu berat bisa terlaksana, dengan asumsi bahwa Sandiaga Uno pasti wagub.

Skenario Keempat

Kembali pakai skenario satu dan dua, ada enam parpol yang akan menggodok masing-masing ide. Ada PKB yang mengajukan Sandiaga Uno dan Saefullah. Respons selama ini masih adem-ayem, kelima parpol lain kelihatannya belum begitu puas dan yakin dengan duet ini. Bagaimana mau maju jika cuma PKB dan Gerindra, dan Gerindra pun masih belum yakin dengan cara bereaksi kok.

Skenario Kelima

Ada ide P3 Djan Fariz yang mau mengusahakan H. Lulung, dan ribet lagi berarti karena ada empat kandidat dengan dua slot saja yang harus disepakati: ada Lulung, Risma, jelas satu slot milik Sandiaga, dan Saefullah. Bagaimana Demokrat? Belum sama sekali menyatakan suara, bisa lagi nambah orang. P3 pun masih ragu dengan adanya ide Yusuf Mansur, Yusril juga, makin berat saja makin ke sini. Pilihan ini sangat berat bagi koalisi lemah ini.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun