Mohon tunggu...
Susy Haryawan
Susy Haryawan Mohon Tunggu... Wiraswasta - biasa saja htttps://susyharyawan.com eLwine

bukan siapa-siapa

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Jiwa Seni Para Presiden Indonesia

22 Agustus 2016   06:15 Diperbarui: 23 Agustus 2016   03:54 854
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Presiden Abdurrahman Wahid

Siapa yang tidak kenal almarhum Gus Dur dengan jiwa seninya. Candaan-candaan segar, ringan, dan apa adanya jelas menunjukkan segi beliau pecinta seni yang luar biasa. Humanisme beliau jelas mempertotonkan jiwa seni beliau yang tinggi. Meskipun di tengah badai politik dan intrik yang tinggi, dan tidak lama beliau memimpin negeri ini namun keseluruhan jiwa beliau di dalam bernegara jelas nampak hati seni beliau mewarnai. Pilihan-pilihan beliau bagi kelompok yang kecil dan lemah untuk bisa setara, memberikan ruang bagi perbedaan untuk bisa memberikan eksistensi dan bukan diseragamkan, membukan kesempatan yang luas bagi kerakyatan untuk bisa menjadi kekuatan di dalam negara modern.

Persaudaraan hangat, mendalam, dan tidak kenal sekat siapa yang mampu membantah. Toleransi bukan hanya di atas kertas dan wacana namun di dalam hidup dan pergaulan beliau. Perjuangan tiada henti untuk bangsa dan negara yang humanis tetap beliau usung dan ke depankan dalam keadaan beliau sakit sekalipun.

Presiden Megawati

Presiden pertama perempuan, bagi bangsa besar seperti indonesia tentu tidak mudah. Pergolakan politik yang panas jelas sangat sulit. Beliau mampu melewatinya dengan relatif baik. Mengawal demokrasi jauh lebih terbuka dan sangat bebas seperti pemilihan presiden langung yang membuatnya langsung jadi korban. Jiwa keibuan yang besar terasa bagi bangsa ini. Di dalam diam dan tenangnya tersimpan berbagai-bagai hal. Sering orang terkecoh dengan pilihan beliau atas sesuatu. 

Hingga kini, bukan sebagai pejabat presiden aktif, selaku ketua umum parpol beliau jelas memiliki seni dalam hal untuk mengelola partai dalam tangan sendiri. Terkesan kuno dan ketinggalan zaman, namun toh masih banyak yang memercayai beliua di dalam jabatannya. Di tengah modernitas parpol masih eksis dengan gaya beliau sendiri ini bukan barang mudah. Seni menyatukan perbedaan dan friksi yang begitu kuat dan besar ini luar biasa. Belum tentu bisa seeksis seperti ni jika bukan beliau yang ada di sana. Perjalanan panjang untuk menjadikan PDI-P besar.

Presiden Susilo Bambang Yudhoyono

Ini jelas model seniman sejati.  Album rekaman lagunya, menyanyi, mencipta, dan itu semua di tengah kesibukannya memimpin negeri ini selama sepuluh tahun. Kreativitas, ketenangan, dan cara beliau memimpin penuh pertimbangan sangat dipengaruhi jiwa seni beliau. Tampilan parlente, senyum yang teratur, jalan yang ritmis, itu semua tidak lepas dari jiwa seni beliau yang tinggi. Jarang meledak-ledak dalam kemarahannya, menampilkan sosok yang ramah, terbuka, dan sangat teratur menujukkan sisi suka keindahan yang sangat besar.  

Keindahan itu tidak mungkin cepat, tergesa-gesa, dan sembarangan, semua itu ada dalam jiwa beliau. Berfikir masak-masak, masukan berbagai pihak, dan memikirkan plus minusnya dengan sangat mendatail.  Semua itu ada di dalam keputusan dan cara beliau di dalam mengelola negara ini.

Presiden Joko Widodo

Presiden ketujuh ini pecinta musik metal. Kesukaan seninya membuat negara ini semarak dengan ide kreatif. Dalam berbagai kesempatan beliau menunjukkan seni ini dengan berbagai cara. Festival demi festival, memberikan sentuhan seni tradisi dan militer berklaborasi dalam prosesi kenegaraan seperti tujuh belasan, pendekatannya dalam mengatasi perbedaan, menunjukkan sisi seni dalam jiwa beliau. Jauh sebelum menjadi presiden beliau memberikan contoh nyata dalam mengatasi perbedaan dengan cara beliau. Menata tempat tanpa keributan, menyelesaikan masalh tidak dengan heboh dan keributan, mengedepankan dialog dna komunikasi itu semua tidak lepas dari jiwa seni yang tinggi.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun