Pemerintah itu berkesinambungan bukan kalau berhasil dan berprestasi, namun juga pas gagal dan terpuruk. Tentu lebih baik jika dukungan itu diberikan pas saat negara gagal mengatasi masalah. Karena apa? Keberhasilan itu akan banyak menarik perhatian dan dukungan, bukan masalah. Berbeda kalau waktu gagal dan jatuh. Di sinilah ketokohan, kepemimpinan, dan kenegarawanan seseorang teruji.
Contoh negarawan dan pemimpin yang bisa berlaku dewasa dan berlaku bijak sebagaimana Pak Habibie. Mendukung penerusnya di saat apapun, terutama pas tidak menguntungkan. Kecil namun sangat berarti.
Pak Anies Baswedan juga contoh baik seorang negarawan, kala ditanya soal FDS, beliau mengatakan tidak elok mengomentari pengganti. Biar saja menteri baru bekerja dengan ide beliau. Tentu adem dan damai jika pergantian itu dinilai sebagai hal yang wajar.
Prestasi, jasa itu tidak perlu klaim, meminta diakui, atau menyatakannya sendiri, namun akan dikatakan dan dinyatakan oleh orang lain. Pengakuan dari pihak lain bukan dari diri sendiri. Negarawan itu akan disematkan oleh sejarah, kalau memang berprestasi tidak usah khawatir tinta emas akan menuliskannya dalam kitab bangsa dan negara ini.
Salam
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H