Sebentar lagi kambing akan lebih dicari daripada Ahok, yaitu kambing jantan untuk korban yang akan menjelang. Tidak perlu sarkasme, atau satire, yang keduanya tidak tepat menggambarkan selain mau mempertontonkan permainan elit yang masih dangkal berpolitik. Apa yang akan terjadi jika Bu Dhe Ketum mendukung Ahok?
Biarlah hewan dan binatang dihabitatnya, tidak perlu dibawa-bawa ke ranah politikus, biar saja si tikus yang mewakili. Sosok tikus sangat pantas di pentas perpolitikan demokrasi akal-akalan yang sangat tidak jelas atas nama dinamis ini.
Setiap hewan yang dibawa-bawa menjadikan partai itu menjadi tersungkur, atau ini juga hendak menjerumuskan PDI-P ke tubir jurang? Salah siapa membawa-bawa kambing. Bukan hendak mengutuk, namun nanti bisa diingat, karena pilihan di pilkada ini berkaitan sangat erat dengan dinamika 2019. Mau kembali berjaya atau malah memilih terpuruk karena kambing yang diajukan di pilkada 2017 ini?
Salam
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H