Mohon tunggu...
Susy Haryawan
Susy Haryawan Mohon Tunggu... Wiraswasta - biasa saja htttps://susyharyawan.com eLwine

bukan siapa-siapa

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Ketakutan, Cinta, dan Kematian

6 Juli 2016   06:11 Diperbarui: 6 Juli 2016   08:55 16
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Ketakutan. Manusia itu tempatnya menanggung kelemahan, dunia jelas saja sebagai bagian utuh atas kelemahan dan kekurangan. Pribadi miskin cinta akan lebih banyak ketakutan. Takut nama jelek, ketakutan akan masa lalu, masa depan, atau apapun yang ingin disimpan dan disembunyikan. Tidak ada pribadi sempurna sehingga perlu untuk membangun pribadi makin kuat, dewasa, bijaksana, dan menerima diri apa adanya, bukan diri yang hebat, baik, dan paling benar. Sikap merasa diri paling benar, paling hebat, susah melihat masukan, dan mendengarkan orang lain, karena sikap yang takut melihat kenyataan. Kenyataan bahwa dirinya juga memiliki keterbatasan, kelemahan, dan kekurangan.

Jika ketakutan akan penilaian orang lain bisa dianggap tidak penting, maka akan mudah menerima kenyataan apapun. Baik adalah anugerah, buruk pun berkat. Tidak penting bukan dalam arti meremehkan namun dalam arti bukan yang hakiki dalam hidup ini.

Sejatinya, orang yang tidak siap mati itu karena ia mencintai yang masih ada di dunia ini, apapun bentuknya namun dengan pembenar, yang bisa ia rasionalisasikan dengan yang terbaik, lebih bernilai rohani, suci, dan bermakna. Padahal secara esensial takut untuk meninggalkan apa yang ia cintai.

Pribadi yang penuh cinta akan memiliki bentuk ketakutan yang lebih sedikit. Semakin sedikit ketakutan, semakin banyak cinta. Semakin banyak ketakutan semakin banyak musuh, semakin sedikit kolega, dan semakin banyak cinta semakin banyak rekan dan seamkin sedikit perselisihan.

Cinta itu membangun, ketakutan itu meremukkan. Menyatukan dengan cinta, dan menghancurkan dengan ketakutan yang kita hidupi.

Salam

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun