Polisi makin profesional tidak arogan apalagi baku pukul dan tembak dengan angkatan lain. Ini persoalan klasik yang selalu ditutupi dengan pernyataan normatif, kesalahan di pihak lain, kami sudah kami selesaikan, itu sudah usai, diubah dan dihilangkan, minimal dikurangi makin sedikit bukan jauh lebih buruk.
Hentikan suap dari awal seleksi, naik pangkat, dan promosi jabatan.Kentut yang susah dibuktikan namun menguar ke mana-mana. Belum lagi saat isu ada setoran dari jalanan ke atas yang biasa dilakukan polantas, ini nama paling cemar bagi polisi, kasihan polisi yang baik dan jujur harus menanggung kinerja rekannya yang buruk dan tamak.
Muda itu peluang. Mungkin terlalu keras dan kasar, kalau dikatakan orang tua susah diubah, namun nyatanya kaum muda yang sering bergerak cepat. Orang dan generasi tua terlalu banyak pertimbangan dan menggunakan banyak rasa yang sering menjadi lamban dan malah tidak berbuat pada akhirnya. Promosi bukan karena angkatan namun karena prestasi menjadi panglima di dalam membuat korp kepolisian lebih baik.
Satu kesatuan. Institusi polisi itu banyak sumber, ada perwira wajib dari sarjana, Akpol, bintara berprestasi, dan sering itu menjadi gap dan ganjalan dalam promosi. Bisa meniru Pemrov DKI yang biasa mengadakan promosi dan degradasi, sehingga tidak hanya naik pangkat secara rutin saja, namun karena pretasi. Persaingan sehat dan berkualitas.
Salam.
Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H