Mohon tunggu...
Susy Haryawan
Susy Haryawan Mohon Tunggu... Wiraswasta - biasa saja htttps://susyharyawan.com eLwine

bukan siapa-siapa

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Lucunya Kasus La Nyala Mataliti, Saatnya Bersih-bersih Peradilan

24 Mei 2016   06:17 Diperbarui: 24 Mei 2016   16:06 1773
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Mengapa bisa segelap ini peradilan kita?

Pendidikan mahal sehingga hanya orang kaya namun tidak memiliki nurani dan idealisme yang mampu kuliah dan memiliki ijazah. Ini bukan rahasia umum lagi, kalau memang demikian adanya. Tidak heran kalau pejabat dan pelaku peradilan diisi calo, mafia, dan pelaku pencari uang saja bukan menegakkan keadilan. Apa yang bisa dilakukan? Negara menjamin pendidikan yang terjangkau, pendidikan mahal bisa diatasi dengan beasiswa.

Mentalitas maling dan tidak tahu malu.

Sudah tahu kalau pejabat dan pelaku penegakan hukum, eh dihukum maish saja cengengesan dan tidak tahu malu. Apa yang bisa dilakukan, terapkan hukuman berat dan tambahan bagi para pelaku maling peradilan. Pengawasan melekat dan independen sehingga tidak seperti selama ini, di mana pagar malah makan tanaman dan membiarkan maling menjarah dan diam saja bahkan kerja sama. Penegakan hukum dan pengawasanyang efektif, bukan wacana dan basa-basi.

Suap dan kolutif rekrutmen di lembaga peradilan dan jenjang karir.

Hal ini sama juga dengan kentut yang tercium namun susah membuktikan. Budayakan malu dan tahu diri, kalau tidak berani adanya UU pembuktian terbalik. Malu kalau kaya karena nyolong, malu gajinya besar tapi masih jug ngobyek, malu kalau bekerja tidak profesional dan mengingkari kebenaran dan keadilan.

Tidak mungkin dari ketiga pihak itu benar semua. Dan juga tidak mungkin ketiganya adalah ada salah semua. Pembuktian sangat mendesak untuk menyajikan kebenaran. Kasus ini pasti bukan satu-satunya peristiwa yang melibatkan lembaga penegakan hukum ini. Apakah mau seperti ini terus?

Salam

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun