Kepopuleran di masa ’98 itu sudah lampau, jenderal ganteng itu sudah diambil alih Pak Krisna Murti dkk. Itu masa lampau, ini sudah 18 tahun, tidak lagi cukup menarik dengan fisiknya. Dulu iya, pakaian dinas, cukup matang, dan sikap lugas namun tidak keras memesona. Ini hanya bicara masa lampau. Sama sekali tidak cukup dengan berbicara fisik. Susah mengharapkan masa lalu, apalagi kalau pasangannya adalah Sandiaga Uno. Sama-sama tidak populer di masyarakat, juga susah untuk membuktikan kemampuan birokrasi. Selama ini mereka berdua jauh dari budaya birokrasi. Kerja keras untuk membentuk jiwa birokrat, soal visi dan misi yang konkret bukan hanya mencela dan mengulik kekurangan-kekurangan yang sudah dilakukan oleh gubernur kali ini. Ini khusus sang calon wakil.
Jika berhasil menggandeng gerbong rame-rame, Gerindra perlu kerja keras dan cerdas untuk mengejar ketertinggalan kepopuleran dan keterpilihan dengan Ahok ataupun calon lain yang jauh lebih lama telah menyiapkan rencana, seperti Adyaksa, Yusril, atau Lulung. Hal ini tidak mudah dan ringan.
Menarik pula apa yang akan dilakukan Pak Yusril bila ditolak Gerindra, Demokrat, atau partai lainnya, apakah akan menantang semua kebijakan gubernur nantinya? Sebagai pelampiasan sakit hatinya karena disepelekan?
Salam
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H