Setelah para politikus menggunakan cara ini, kali ini pun kaum muda mulai dikader dengan pola yang sama. Bagaimana Nurdin Halid yang maling dan di penjara masih bisa malang melintang di PSSI dan Golkar. Atau tersangka maling masih juga dilantik menjadi gubernur, bupati, anggota dewan, dan sejenisnya.
Buat apa berprestasi kalau melanggar saja masih bisa mendapatkan posisi yang menggiurkan. Ingat contoh itu jauh lebih mudah yang buruk lho dari pada baiknya. Kita survey mana mengenai Zaskia sebagai duta Pancasila atau sebaliknya penghina Pancasila, lebih kenal sebagai pelaku pelecehan. Apakah tidak menjadi boleh melanggar lalin dan bentak penegak hukum siapa tahu nanti jadi duta apalah yang penting tenar. Lebih mudah  melakukan kejahatan lho daripada kebaikan. Jangan itu yang terbaca dan mendapatkan tempat  di benak kaum muda.
Perlu lebih bijaksana dalam menerapkan apapun di dalam dunia yang makin terbuka seperti ini. jangan malah menjadi beban dan olok-olok di kemudian hari. Mau membina malah menyakiti yang lain dan menjadikan contoh yang buruk bukan sebaliknya.
Salam
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H