Pengabdian, uang itu konsekuensi  dan bonus. Akan dengan sendirinya mendapatkan, bukan fokus utama mencari uang. Dengan demikian tidak takut kehilangan jabatan dan bahkan nyawanya demi pengabdian itu. Tidak populer pun dilakukan asal demi kebaikan bagi bangsa dan negara. Hal ini masih jauh dari harapan karena  masih beroreintasi pada uang dan jabatan.
Sikap pemimpin, pemimpin itu akan membawa diri sebagai teladan, malu kalau melakukan kesalahan sekecil apapun, selama ini hal tersebut sangat rendah dan lebih banyak yang berjiwa kerdil dan malah kalah dengan maaf budak. Menjalankan apapun asal sesuai prosedur, minimalis, dan sebatas melakukan tugas. Tidak heran mereka tidak malu maling, menggunakan sarana kerja sebagai fasilitas pribadi.
Dewan pemilih,suka atau tidak, perlu disadari bersama bahwa selama ini DPR yang membuat semua kekisruhan ini. spau kotor mau dipakai membersihkan, ya mau tidak mau, seperti ini hasilnya. Parpol sebagai induk dewan saja kacau balau, mau mengelola lembaga-lembaga lain yang mereka lahirkan.
Lembaga kacau,terlalu banyak pelaku politik yang masuk ke ranah profesional, seperti BPK, MA, Kejagung, kemampuan teknis mereka tidak bisa dicemari oleh penyelesaian politis yang sering kompromistis. Tentu bukan anti parpol, karena tetap ada orang parpol yang bisa bersih dan obyektif. Namun terlalu banyak yang tidak.
Sebaiknya bagaimana?
Kurangi peran DPR selama mereka masih levelnya segitu-gitu saja. Hingga bisa membuktikan minimal daftar hadirnya lebih baik saja, cukup untuk mempercayai mereka. Selama ini produk mereka lebih banyak amburadulnya daripada baiknya.
Ada pembatasan, antar jabatan dari lembaga satu ke lembaga lain ada jeda waktu. Lha ini lucu bin ajaib, tahun  ini di DPR bulan depan pindah ke MA, periode nanti ke kejagung, lha mau apa negara ini?
Kurangi pelaku politik prakktis yang mau masuk ke lembaga-lembaga teknis. Biarkan pelaku profesional yang ada di sana. Sekali lagi bukan anti parpol namun hasil mereka selama ini sangat memprihatinkan, masih ada yang jual beli demi kursi.
Harapan perlu digelorakan. Perubahan itu sangat mendesak, terutama dimulai dari atas. Pasti bisa dan ada keinginan untuk berubah.
Salam
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H