Reklamasi terungkap  dengan berbagai boroknya, adanya korupsi, dan menabrak macam-macam, mungkin jika tidak ada pilkada ini hal itu masih tenang-tenang saja. Lumayan buat pembersihan negara dengan berbagai akibat dan konsekuensinya. Hal besar yang tidak sembarangan lho.
RSWS, lha ini, bisa banyak penemuan demi penemuan yang dikemukakan. Demi negara yang bersih baguslah, sama juga dengan reklamasi, dengan segala risikonya. Bagus demi negara yang lebih baik. Asal serius. Jika serius, bisa Ahok atau BPK (tentu pejabatnya, yang masuk penjara, termasuk yang memutarbalikkan fakta). Sebagai efek jera sehingga tidak seenaknya sendiri sebagai pejabat, misalnya Fadli Zon, jika ia benar, Ahok masuk penjara)
BPK, apapun yang terjadi, baik pendukung balon satu ataupun tidak, obyektif memberikan bukti BPK ada sesuatu. Selama ini bagaimana BPK memberikan pemeriksaan, namun maling tetap saja berjalan melenggang di depan mata. (Identik dengan RSSW, jika Ahok yang benar ada pejabat BPK yang salah, dan jika Ahok salah, berarti BPK sudah bekerja sebenarnya). Apakah akan diselesaikan atau dikompromikan seperti selama ini?
Rupa-rupa kejujuran telah dikuak. Bagaimana mau menyelesaikan itu menjadi perihal penting. Apakah kedok, topeng, wajah senyum namun pnuh tipu muslihat itu mau tetap diselesaikan dengan LUPA atau mau maju dan menyelesaikan dengan segala konsekuensinya? Â Kemauan bebenah dan menyelesaikan seluruh masalah hingga akarnya masih perlu kehendak yang kuat.
Apakah yang sudah terbuka itu juga mau ditutup dengan begitu saja? Jika iya, harapan untuk berubah itu belum beranjak, hanya ada di dalam wacana dan dunia ide. Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H