Mohon tunggu...
Susy Haryawan
Susy Haryawan Mohon Tunggu... Wiraswasta - biasa saja htttps://susyharyawan.com eLwine

bukan siapa-siapa

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Pilkada DKI dan Rupa Kejujuran Tak Sadar

26 April 2016   06:11 Diperbarui: 26 April 2016   06:46 980
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Reklamasi terungkap  dengan berbagai boroknya, adanya korupsi, dan menabrak macam-macam, mungkin jika tidak ada pilkada ini hal itu masih tenang-tenang saja. Lumayan buat pembersihan negara dengan berbagai akibat dan konsekuensinya. Hal besar yang tidak sembarangan lho.

RSWS, lha ini, bisa banyak penemuan demi penemuan yang dikemukakan. Demi negara yang bersih baguslah, sama juga dengan reklamasi, dengan segala risikonya. Bagus demi negara yang lebih baik. Asal serius. Jika serius, bisa Ahok atau BPK (tentu pejabatnya, yang masuk penjara, termasuk yang memutarbalikkan fakta). Sebagai efek jera sehingga tidak seenaknya sendiri sebagai pejabat, misalnya Fadli Zon, jika ia benar, Ahok masuk penjara)

BPK, apapun yang terjadi, baik pendukung balon satu ataupun tidak, obyektif memberikan bukti BPK ada sesuatu. Selama ini bagaimana BPK memberikan pemeriksaan, namun maling tetap saja berjalan melenggang di depan mata. (Identik dengan RSSW, jika Ahok yang benar ada pejabat BPK yang salah, dan jika Ahok salah, berarti BPK sudah bekerja sebenarnya). Apakah akan diselesaikan atau dikompromikan seperti selama ini?

Rupa-rupa kejujuran telah dikuak. Bagaimana mau menyelesaikan itu menjadi perihal penting. Apakah kedok, topeng, wajah senyum namun pnuh tipu muslihat itu mau tetap diselesaikan dengan LUPA atau mau maju dan menyelesaikan dengan segala konsekuensinya?  Kemauan bebenah dan menyelesaikan seluruh masalah hingga akarnya masih perlu kehendak yang kuat.

Apakah yang sudah terbuka itu juga mau ditutup dengan begitu saja? Jika iya, harapan untuk berubah itu belum beranjak, hanya ada di dalam wacana dan dunia ide.  

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun