Mohon tunggu...
Susy Haryawan
Susy Haryawan Mohon Tunggu... Wiraswasta - biasa saja htttps://susyharyawan.com eLwine

bukan siapa-siapa

Selanjutnya

Tutup

Politik

Tour de Java dan 9 Prestasinya

19 Maret 2016   06:33 Diperbarui: 19 Maret 2016   08:35 2519
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Benar memang kabinetnya tenang sejahtera seperti kucing kekenyangan dan tidak berbuat apa-apa. barang langka dan kurang impor bukan menyelesaikan masalah namun menunda masalah. Menteri tidak gaduh karena sama-sama untung dengan main mata termasuk dengan kubu sebelah, kurang bukti? Itu Esdm dan koleganya sama-sama masuk bui. Apakah tenang model ini yang dimaui, mosok presiden, doktor lagi tidak bisa membedakan tenang menghasilkan atau hanya tenang tanpa hasil. Lucu saja kalau tidak bisa membedakannya.

6.       Soal Infrastruktur dan Kondisi Ekonomi

Lucu dan sangat naif, mengatakan keadaan infrastruktur yang harusnya ia mulai, namun demi kedamaian bersama, tidak menegur anak buahnya yang maling dan ada anggapan proyek abadi di pantura. Lebih memilukan lagi  proyek mercusuar Hambalang (yang diingatkan lagi Pak Jokowi, jika Pak Beye lupa), berapa saja uang yang mengalir ke kantong pribadi justru orang terdekat beliau. Eh malah sekarang mengkritik pembangunan yang sudah seharusnya. Mengapa tidak mengritik soal narkoba dan korupsi?

7.       Dunia Musik

Lha ini presiden negara atau presiden musisi? Perjumpaan dengan dunia yang diriindukan mungkin, selama memerintah produktif menelorkan album lho, hampir dua tahun kog malah tidak terdengar suaranya soal menyanyi.  Kog bukan ketemu pelaku seni wayang misalnya, atau tari, atau photografi? Tidak ada yang salah dengan pertemuan dengan kelompok ini, tapi mengapa tidak dilengkapi dengan yang lainnya. Atau mau menjadi presiden musisi saja? He...he...

8.       Pemenang Pilkada Waktunya Kerja Bukan Kampanye

Lha ini nasihat maha penting yang harus didengarkan. Bagaimana tidak nasihat ketum partai, presiden, pemenang pilpres dua kali, dan calon suami presiden. Tentu keren nasihatnya, menyatakan pemenang pilkada (hanya berapa biji) untuk kerja dan bukan kampanye. Artinya biar saya saja yang kampanye. He...he.....

9.       Mengulang-Ulang Klaim Prestasi

Prestasi, capai, hasil itu akan dikatakan oleh orang lain yang merasakan bukan yang merasa berbuat. Bagaimana ketika banyak orang mengatakan tidak ada hasil, eh beliau mengaku berbuat banyak dan merasa lebih baik. Mengatakan ini itu kepada penggantinya, sedangkan pada masa beliau sama sekali tidak mengatakan hal tersebut.

 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun