Zaman berubah, sikap masih sama saja. Menarik sikap yang diambil Dita dan T, sama-sama mendapatkan kekerasan, namun pilihannya jauh dan bahkan bertolak belakang. Kalau berpikir soal daya, tentu menang Dita, namun pilihannya justru berbalik. T yang tentu sangat terbatas berani menuntut hingga Ivan masuk sel polisi. Minimal memberikan tekanan kepada pejabat teras bangsa ini untuk makin berperilaku baik dan tidak mengandalkan nama diri.
Anggota dewan yang mengatakan dan mengklaim diri sebagai terhormat dan sebagian malah yang mulai, namun perilakunya memalukan. Berkelahi di ruang sidang masih bisa lah ditolerir, kalau menghajar perempuan, yang posisinya lemah karena pegawainya, dan tentu kalah segalanya, apa tidak memalukan. Lebih memalukan lagi ketika diselesaikan dengan “menyuap” dengan berbagai cara dan berakhir damai atau menguap. Lebih tragis lagi, kalau menghadapi penegak hukum dalam dengar pendapat dengan penegak hukum paling keras dan paling suci, sedangkan perilakunya sangat memalukan, eh bisa lepas dan malah banyak mendapatkan pembelaan. Sikap tahu diri dan tahu malu sangat penting.
Hati-hati PDI-P, menang pileg kemarin karena sosok-sosok yang bisa saja pemilu nanti pindah, sikap partai yang mendua seperti ini, membela mati-matian perilaku buruk oknum yang disenangi, sedangkan yang tidak dekat kekuasaan dibiarkan, sikap menghadapi korupsi yang tidak jelas bahkan cenderung negatif, berperilaku oposisi terhadap pemerintahan, bisa menjadi blunder yang fatal, bisa dilihat kalahnya basis dan kandang banteng dalam pilkada serentak kemarin. Bisa berkata secara persentase menang dan di atas prediksi, namun itu bersama partai lain. Pemilu berbeda. Jika sikap masih seperti ini terus jangan kaget nanti menjadi partai gurem.
Kekerasan apapun bentuknya tidak lagi zamannya. Mana komnas HAM yang sering teriak di Kalijodo dan narkoba serta terorisme? Kog diam? Asisten baik di rumah dan kantor itu juga manusia, bukan barang memang itu zaman penjajahan? Kekuasaan dan materi bukan segalanya.
Penegakan hukum yang masih tebang pilih juga masih kuat. Perilaku dua orang yang sama-sama anggota dewan, sikap yang berbeda. Dalih berbagai hal pasti akan dinyatakan, yang jelas tetap berbeda.
Salam
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI