Mohon tunggu...
Susy Haryawan
Susy Haryawan Mohon Tunggu... Wiraswasta - biasa saja htttps://susyharyawan.com eLwine

bukan siapa-siapa

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

"Farhat Abas: Kalijodo Tidak Akan Saya Bongkar, Hanya..."

22 Februari 2016   18:44 Diperbarui: 22 Februari 2016   20:31 21
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Ada lagi sebuah lelucon yang entah apa maksudnya, yang jelas tidak memberi manfaat di dalam keruhnya keadaan penyelesaian Kalijodo. Ini bukan artikel Pak Ahok, lho ya, jadi yang mau koment soal Pak Ahok tunda dulu.

Farhat Abas tiba-tiba datang ke kawasan yang sedang panas, kemudian diulangi di kesempatan lain dengan dalih sebagai cagub dari Golkar, meskipun akhirnya dibantah oleh petinggi Golkar Jakarta. Kebijaksanaan yang diambil sungguh menjanjikan, kalau jadi gubernur, kawasan itu tidak akan digusur, biar saja dan akan dibangun perkampungan modern, dan warganya sepuluh tahun ke depan harus memiliki pekerjaan lebih baik.

Menarik adalah, pertama, penggusuran itu karena tanah negara yang hendak   dikembalikan ke peruntukan semula, yaitu jalur hijau. Pemikirannya, adalah kampung modern berarti sekarang ini belum modern, dan pekerjaan warga yang tidak baik. Jelas bentuk komentar yang membuat panas dan lebih menambah masalah baru. Perlu jernih dan jelas bahwa persoalan ada di tanah jalur hijau. Soal prostitusi tidak menjadi prioritas, karena yang utama adalah tanah kawasan hijau. Pekerjaan buruk, mengapa sepuluh tahun lagi? Ini bentuk pelarian, menimpakan beban pada penggantinya, kan sepuluh tahun artinya mentok setelah gak bisa lagi menjabat. Enak banget, nanti penggantinya yang akan ditagih dengan masif oleh banyak pihak.

Perlu bijaksana melihat, jangan menjadi pembela di tengah usaha pihak lain yang mencoba membenahi, minimal soal ruang terbuka hijua. Masih banyak kekurangan bukan untuk dijatuhkan dengan ide-ide sebaliknya, namun memberikan solusi bersama demi kebaikan lebih banyak pihak, bukan keuntungan sendiri tentunya.

Ini juga bukan soal Pak Beye, kalau mau koment soal pembelaan Pak Beye tolong ditahan dulu. BNN dan pemerintahan yang lalu mencanangkan bahwa tahun 2015 Indonesia bebas narkoba. Boleh dan bagus lah program dan harapan itu, tapi tindaknyatanya rendah, misalnya hukuman mati untuk pedagang dan bandar narkoba sama sekali tidak dilakukan, grasi bagi bandar, makin maraknya perdagangan di LP, dan banyak lagi. Identik dengan ide Farhat, setelah pemerintahan usai baru ditekankan, lha sama juga bohong, orang lain yang harus menanggung program besar itu.

Program bagus, cara kerja bagus, dan kinerja mumpuni tentu membuat orang akan berpaling dan tentu mendukung. Perlu pula melihat apakah mampu menjalankan atau tidak, jangan berhenti pada program dan kelihatan keren serta bagus di depan publik, namun tidak mampu menjalankan dan parahnya kalau dibebankan ke pihak lain.

Paling mudah memang membuat program adalah melihat kelemahan pihak rival dan berjanji memperbaiki, atau membalik program demi menyenangkan beberapa pihak, yang penting rival terganjal. Apakah akan begitu terus? Demokrasi yang kanak-kanak dan dan selalu tidak mau dewasa hanya mencari kekuasaan dengan segala cara.

Tidak berarti juga, bahwa pengganti itu mencari kambing hitam dengan mengatakan itu kan program lampau. Perlu melihat bahwa pemerintahan dan pembangunan itu kesinambungan bukan hanya sesaat dan bisa saling menyalahkan. Dengan demikian bisa bekerja demi bangsa dan negara bukan semata saling menyalahkan dan maido, gak gampang kan? Ini jelas bukan seorang negarawan namun politikus picisan dan kekanakkanakan yang mencari nama diri dan kemegahan diri saja.

Demokrasi kita memang masih belajar, namun bukan berarti bahwa kesalahan itu bisa dikatakan benar. Yang jelas adalah berbeda itu biasa dan lumrah.

Salam

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun