Mohon tunggu...
Susy Haryawan
Susy Haryawan Mohon Tunggu... Wiraswasta - biasa saja htttps://susyharyawan.com eLwine

bukan siapa-siapa

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

10 Dosa Dasamuka yang Dianggap Biasa

12 Februari 2016   07:39 Diperbarui: 12 Februari 2016   09:32 147
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Ulah Dasamuka ini memang aneh-aneh, mengumpulkan kesaktian dengan berbagai cara, mau busuk, menjilat, atau apapun, bahkan dengan mengalah dan menjadi budaknya tidak soal. Paling dicarinya adalah kekebalan dan bisa pulih ketika terluka.

Sama dengan Si Dasamuka dariKura-Kura Hijau segala cara dipakai, dan dikemas dengan begitu rupa sehingga orang tidak merasa bahwa itu salah. Beberapa hal tidak pantas namun masih banyak yang membela sebagai berikut?

1.       Permintaan paspor hitam, ini dinyatakannya dalam  sebuah sidang sehingga semua anggota yakin akan mendapatkannya, memaksa menlu untuk mau tidak mau akan kalah dengan tekanan 560 orang keblinger ini. Pikirnya, ternyata banyak yang masih waras dengan yang keblinger dan tetap sama ide dengan sang mantan ketua.

2.       Mau memaksa presiden untuk membangunkan gedung baru. Caranya presiden diminta tanda tangan prasasti, pas di depan sidang paripurna, untuk presiden keras kepala dan lewat begitu saja dan tidak menjamah prasasti itu.

3.       Di USA mengiyakan ketika dikatakan sebagai orang terkuat di Indonesia. Kalau iya jadilah atlet angkat berat, nanti dapat medali emas di olimpiade.

4.       Mencari investor ke Jepang, banyak yang lupa, padahal baru saja ditegur oleh MKD karena tingkahnya di USA. Memang bandel Dasamuka ini, mukanya banyak dan kebal muka.

5.       Diperiksa mbulet terus, ngeles dengan berbagai cara, setelag tidak ada cara berkelit, mengundurkan diri. Dipanggil jagung tiga kali, mepet baru datang, karena bisa dipaksa lewat kepolisian.

6.       Dipanggil ulang, lewat jam kerja, ada maksud bahwa waktu yang mepet bisa membuat orang tidak fokus, tidak jadi diperiksa, bisa mengulur-ulur waktu.

7.       Hari berikutnya, pukul 6 pagi,  lebih pagi dari jam kerja. Ini yang mentang-mentang siapa, meriksa siapa kog malah kebalik-balik. Jagung sadar, yang meriksa kalian bukan ikut kata Dasamuka.

8.       Lengser dari ketua dewan, jadi ketua fraksi, lha jelas saja ada kesalahan kalau tidak salah napa juga mundur, kalau salah apa ya pantas masih jadi pimpinan alat kelengkapan dewan?

9.       Terdesak mudur biar tidak terjengkang dengan telak, banyak yang lupa akan kasus utamanya karena fokus pada penggunduran dirinya.

10.   Saat diperiksa menolak yang katanya bukan dia, terdesak mengaku, namun rekaman tidak sah, terdesak lagi menyatakan kan tidak ada tindak lanjut. Maling bukan masalah dapat hasil, baru mau masuk rumah saja digebuki sampai bonyok.

Dasamuka itu licin, licik, dan banyak pengikut. Awalnya akan mengajukan pengikutnya dulu untuk dijadikan umpan, pas terdesak dia bisa berbuat apa saja. Jika tidak dilihat dengan baik, bisa lepas seperti Subali yang terkena bujuk rayu dan tipuan sang Dasamuka hingga ilmu paling handal pun ia berikan dengan rela.

Salam

 

http://fiksiana.kompasiana.com/paulodenoven/manusia-berkepala-sepuluh-dasamuka-dari-gedung-kura-kura-hijau_568bcea0c3afbdc70913fb44

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun