Partai penguasa puluhan tahun ini memang lagi gerah, betapa tidak enaknya makan di meja kekuasaan. Berbagai cara dipakai, ketika berhasil merampok ketua dewan, eh sang ketua maruk dan mau tidak mau jatuh dengan terjungkal. Turun satu grid dan masih jadi ketua fraksi. Lha mau apa ketika maling seperti ini masih saja memiliki kekuasaan. Lebih gila lagi ada potensi menjadi ketua umum Golkar.
Bagaimana parpol sebesar ini dikemudikan seorang kriminal, akan ada pembelaan belum tentu, khabar terakhir ketika tidak bisa berdalih akan pertemuan itu, sekarang ngeles kalau tidak ada tindak lanjut, hanya bincang basa-basi. Enak saja, dulu tidak mengaku, terdesak mengiyakan, namun rekaman tidak sah, ketika makin terdesak katanya tidak ada tindak lanjut. Tindak lanjut tidak ada karena sudah menjadi pesakitan di mahkamah dagelan terlebih dulu.
Permintaan paspor hitam.
Haduh, bangun kalian ini siapa, apa-apa diminta. Paspor hitam nanti jangan-jangan menyelundupkan narkoba atau senjata. Perilaku mereka sangat kekanak-kanakan dan sangat membahayakan kalau memiliki paspor hitam. Seenaknya sendiri masih ditambah fasilitas yang makin membuat mereka lebih bebas.
Mengawasi semua lembaga negara
Kerja utama mereka saja tidak jelas. Eh malah membuat aturan yang menguntungkan secara finalsial namun bukan menguntungkan dan bermanfaat bagi bangsa dan negara. Memilih pimpinan lembaga negara yang selalu kacau saja mereka tidak pernah melihat itu sebagai bagian kesalahan mereka, namun selalu berkacak pinggang seperti yang paling hebat.
Ide-ide liar namun maaf bodoh ini karena mereka sudah blenger (perut tidak nyaman) karena banyaknya angin yang masuk sedang di dalam otaknya tidak tahu mau berbuat apa. Tidak jeran anak kelompok bermain ini berperilaku yang sangat tidak bermutu seperti itu.
Â
Salam
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H