Mohon tunggu...
Susy Haryawan
Susy Haryawan Mohon Tunggu... Wiraswasta - biasa saja htttps://susyharyawan.com eLwine

bukan siapa-siapa

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Hoby Presiden RI dari Masa ke Masa

5 Januari 2016   12:41 Diperbarui: 5 Januari 2016   14:22 526
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Hobby yang membawa pengaruh sangat signifikan bagi kehidupan berbangsa dan bernegara. Mereka sebagai pribadi banyak memiliki hobby, namun hanya akan diambil satu atau dua saja.

Bung Karno: hobby seni, pembangunan karakter bangsa

Prisiden pertama ini dikenal sebagai orator ulung, membangkitkan semangat perjuangan dan karakter bangsa yang kuat dan tidak kenal takut. Tidak heran, bangsa ini merupakan negara yang disegani. Pembangunan monumental yang hingga hari ini masih kokoh berdiri dan jadi kebanggaan negeri seperti kura-kura hijau, Gelora Senayan, Jembatan Semanggi, dan banyak lagi. Berani menyatakan kebenaran dan keadilan meskipun menghadapi negara besar. Kesukaan kepada seni membuatnya piawai dalam berdiplomasi dan membangun karakter bangsa bahkan hingga tingkat dunia. Menyatakan pendapat dengan lantang sebagai bangsa bermartabat.

Pak Harto: pembangunan

Pak Harto gemar membangun dan bangsa ini memiliki rancangan pembangunan yang baik dan tertata. Ada repelita dan pelita yang menjadi tonggak dan sasaran yang hendak dicapai. Pembangunan digenjot dengan baik, tidak heran minimal di ASEAN bisa menjadi pioner. Olah raga bis aberjaya hingga kelas olimpiade. Piala Thomas krasan di Indonesia. Sepakbola pun gegap gempita. Slogan menjadi macan Asia bukan macan ompong namun ada hasil yang bisa dijadikan acuan dan bukan sembarangan.

Pak Habibie: akademik dan teknologi

Kapan lagi memiliki kebanggan bisa menjual pesawat. Pernah merasakan kebanggaan anak negeri yang berbicara di kancah internasional soal teknologi, bukan hanya soal korupsinya. Meski sangat singkat kepemimpinannya, namun mengantar ke gerbang reformasi yang sangat finamental, meski bukan beliau yang melaksanakan. Cikal bakal keadaan hari ini penuh dengan kebebasan dan demokrasi seperti ini, tidak lepas dari peran beliau. Akademisi dan teknologi sangat mewarnai keputusan-keputusannya.

Gus Dur: humanis, kyai, dan pecinta seni

Tidak heran negara ini mengalami kebebasan yang amat sangat. Jangan heran semua bisa hidup dengan baik, bahkan Kong Hu Cu pun menjadi bagian utuk agama dan kepercayaan di sini. Etnis Thionghoa bisa merdeka dengan penuh merayakan tradisi, simbol-simbol mereka pun bisa sejajar dengan yang lainnya.  Humanis sejati yang hidup bukan hanya wacana dan di tataran ide. Humor-humor segarnya sangat dibutuhkan di kala negeri yang baru saja mengalami kebebasan setelah masa represi. Pendekatan yang baik bagi bangsa dan negara.

Bu Mega: diam itu emas

Presiden perempuan pertama ini pendiam. Hasil keren yang dicapai adalah berani mengadakan pemilihan presiden secara langsung untuk pertama kalinya. Diam itu emas menjadi pedoman beliau, tidak banyak bincang, namun melakukan bagi bangsa ini menuju alam demokrasi yang sejati. Sama sekali tidak mau terlibat dalam polemik, dan membiarkannya yang jelas bekerja demi bangsa dan negara.

Pak Beye: menyanyi atau seni

Pak Beye ini paling suka nyanyi dan mencipta lagu. Bangsa menjadi bangsa yang adem ayem sekian tahun. Selama beliau di tampuk kekuasaan. Ketenangannya banyak mendapatkan protes, namun beliau tetap tenang dan tidak terpengaruh dengan grusa-grusu sebagaimana ide pengamat, rakyat, dan siapapun. Pertimbangan masak dan ketenangan menjadi pilihan, tidak heran banyak orang gemes melihat pilihan dan keputusan beliau. Lagu beliau juga tenang dan mengalun, sangat menjiwai pemerintahan dan keadaan bangsa juga,

Pak Jokowi: blusukan dan pelihara kodok

Presiden yang satu ini memiliki banyak kesukaan. Salah satunya kodok. Apa artinya? Penuh kebebasan, tidak pernah diam dan selalu ramai. Tidak heran banyak sekali kebebasan yang kadang kebablasan dan membuat kegaduhan dan ribut seperti kodok. Jangan dilupakan bebas dan tenangnya kodok ini. Ramai yang menghiasi dinginnya hujan yang jarang mau beraktivitas selain kodok. Meskipun banyak sekali kesenangan beliau, seperti musik metal, kesederhanaan, atau baju putihnya. Menarik bagi saya adalah kodok ini.

Sederhana atau mewah, prestisius atau biasa saja, namun hobbi menjadi penting sebagai sarana melepas penat dan ketegangan dalam memimpin negara. Tidak ada yang salah, buruk, atau lebih baik di antara lainnya, karena itu adalah sarana. Jangan lupa ada yang jauh lebih mendasar yaitu kepribadiannya yang tidak sesederhana kesenangan saja.

Salam Damai

 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun