Mohon tunggu...
Susy Haryawan
Susy Haryawan Mohon Tunggu... Wiraswasta - biasa saja htttps://susyharyawan.com eLwine

bukan siapa-siapa

Selanjutnya

Tutup

Politik

Menunggu Lagi Kepreten Menko Rizal, Akankah Kemenko PMK Dikepretnya?

13 November 2015   08:57 Diperbarui: 13 November 2015   09:31 382
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Pertama-tama ungkapan duka mendalam bagi keluarga dokter Andra, perjuangan hingga akhir seorang dokter muda.

Ini bukan PMK pemadam kebakaran lho, namun Pembangunan Manusia dan Kebudayaan. Menko Rizal telah ngepret berkali-kali, bahkan RI-2 pun pernah ia ajak “bertikai”, menteri BUMN dan menteri ESDM bukan hanya sekali saja berseberangan. Padahal jelas-jelas bukan “anak buahnya” menteri BUMN itu, namun tidak menghalanginya untuk ngepret, masalah pembelian pesawat.

Ngepret Pak Rizal menarik untuk dinantikan melihat keadaan yang masih gres banget soal meninggalnya dokter muda di pedalaman, hampir di waktu yang bersamaan, ada “kehebohan” adanya “aliran” dana dari perusahaan farmasi ke dokter juga rumah sakit, meskipun masih simpang siur antara gratifikasi dan bukan, bukan ranah pembicaraan artikel ini di saat yang bersamaan aa dokter muda yang meninggal karena sakit. Ironis, dan bagaimana sikap menkes dan menko PMK.

Kepretan Pak Rizal telah membuat heboh, soal perubahan memang masih patut kita nantikan akan berakhir ke mana. Selama ini belum menyentuh ke kepentingan rakyat secara langsung, meskipun memang sangat besar dampaknya bagi kehidupan berbangsa dan bernegara. Soal pembelian pesawat, soal listrik, dan keberanian menabrak birokrasi itu antara penting dan tidak penting telah memberikan bantuan, meskipun ada pihak-pihak yang “mencurigai” ada motif pribadi. Itu soal berbeda.

Konkret saat ini, ada tidak kepretan Pak Rizal mengenai hal ini, bagaimana pedalaman itu sangat membutuhkan dokter, bahkan dokternya sendiri meninggal sangat tragis, karena sakit, berbeda tentunya kalau itu kecelakaan atau hal lain. Bandingkan kehidupan dokter di kota-kota besar, tentu jauh berbeda. Kedua, soal peredaran dan pengelolaan obat, gratifikasi, dan perusahaan farmasi dalam peredaran obat selama ini.

Mengapa menyorot Pak Rizal, karena selama ini ngepret ke mana-mana dan saatnya membuktikan kepretan ke pihak yang sangat berkaitan secara langsung kepada kehidupan masyarakat. Dokter dan obat-obatan. Ranah ekonomi sebagai basisnya melakukan jurusnya tentu masih relevan dengan manajemen kefarmasian yang ada. Alasan bukan kewenangan juga sama sekali tidak bisa, toh menteri di bawah menko lain dia kepret.

Saya pribadi mendukung pola ngepretnya selama ini yang membawa hasil meskipun belum sepenuhnya terlihat dengan nyata, paling tidak ada gebrakan yang baru dan itu penting bagi keadaan yang sedang kacau seperti ini. Kali ini waktunya beliau menunjukkan kepretannya bukan karena kepentingan sendiri dan kelompok tertentu yang tercetus selama ini, ada agenda pribadi dan kelompok yang beliau kepreti.

Salam Damai

 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun