Akibatkan 50 Ekor Sapi Mati, Peternak Didenda Rp 75 Juta, Kompas.com, 30 Januari 2015
Hukuman mati terpidana mati narkoba hampir pasti dilakukan dalam waktu dekat. Australia dan Perancis hingga meminta PBB untuk membela rakyat mereka yang hendak dieksekusi. Berkali-kali usaha, baik resmi dan santun hingga kekanak-kanakan dilakukan baik oleh Perdana Menteri ataupun Menteri Luar Negeri Australia.
Perancis lebih lagi dengan ancaman untuk menghentikan kerja sama yang telah diteken bersama. Menarik duta besar dan mengajak negara-negara yang rakyatnya dieksekusi untuk ‘menghukum” Indonesia.
Menarik adalah, seolah-olah Indonesia ini pelaku satu-satunya peradilannya yang mengeksekusi orang terbaik dari berbagai negara. Penduduk Indonesia di luar negeri sama sekali tidak pernah mendapatkan hukuman seperti itu. Baru saja, ada warga negara Indonesia dihukum mati, tanpa ada pemberitahuan sama sekali, mana PBB? Protes wajar juga disampaikan Indonesia, tidak berlebihan.
Australia menghukum warga negaranya karena menyebabkan mati sapi peliharaannya sendiri, karena prosedur saat pemindahan ada yang gagal. Sapi mati saja, pengadilan mereka bertindak dan menghukum penduduknya. Apa artinya, bahwa hewan pun dilindungi oleh Australia. Ini sapi lho.
Indonesia hendak menengakkan hukum untuk melindungi warga negaranya dari ancaman narkoba. Sehari 50 nyawa melayang, bandingkan dengan nyawa 50 sapi?! Kecurigaan karena peradilan yang tidak adil, masih bisa disuapnya aparat hukum di Indonesia, tentu bisa dipahami, namun lihat apa yang telah mereka perbuat, bahkan di dalam lapas sekalipun. Tidak layakkah warga negara Indonesia dilindungi?
Salahkah Indonesia melindungi warganya? Australia saja melindungi sapi bisa, mengapa ketika Indonesia hendak menjaga warganya mereka berteriak seolah Indonesia negara paling kejam dan tidak beradab?
Peradilan yang belum sepenuhnya adil memang menjadi keprihatinan bersama. Namun penting pula memberikan efek jera bagi pelaku-pelaku penjual, pengedar, apalagi produsen narkoba. Bukan satu dua, jutaan korban, dan kita hendak diam saja?
Ataukah sapi lebih berharga daripada nyawa dan jiwa warga negara Indonesia?
Salam Damai...
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H