Kemudian kata rahmat dilihat dari istilah kata "rahamim" artinya berbelas kasih, dan muncul sebanyak 13 kali dalam Kitab Suci Perjanjian Lama. Istilah "rahamim" juga sering berpasangan dengan kata "hanum" atau pengasih, dan selalu berkaitan dengan Allah. Namun, sangat lebih sering berpasangan dengan kata "hesed" atau kasih setia, kerelaan, dan cinta. Maka, dapat dilihat pada belas kasih Allah dalam kasia setia atau dalam kerelaan-Nya.
Rahmat juga dapat dimengerti dalam kata"sedeq" artinya adil, benar yang mencakup segala keteraturan hubungan hakiki antara manusia dengan Allah, dengan sesama manusia, dan dengan ciptaan lainnya, dan di dalamnya ada kebenaran dan keadilan.
TERMINOLOGI KATA RAHMAT DALAM KITAB SUCI PERJANJIAN BARU
Dalam Kitab Suci Perjanjian Baru, kita dapat mengerti rahmat dengan beberapa istilah, seperti agapao, eleos, oiktirmoi, splankhnizomai, dan charis. Kata "agapao" artinya mengasihi, "agape" artinya kasih, dan "agapetos" artinya terkasih. Terjemahan dari kata Ibrani "ahab" dan "ahabah", dan hal itu lebih sering menunjuk kasih Allah kepada sesama manusia dan Allah. Dan ada kalanya juga menunjuk kasih Allah kepada manusia, seperti anak-Ku yang terkasih (Mrk 1:11; 9:7), kata-kata Allah Bapa kepada Yesus Putra-Nya. Paulus juga dalam suratnya kepada jemaat di Roma menyebut Allah kepada manusia (Rm 5:5, 8; 8:35). Dan Yesus menyebut Allah Bapa (Yoh 3:35).
Kata "eleos" artinya belas kasihan dan "eleeo" artinya mengasihani. Kata tersebut paling sering terjemahan dari kata "hesed" atau kasih setia, tetapi juga "hen" atau anugerah, dan "rahum" atau belas kasihan. Kata "oiktirmoi" artinya belas kasihan, murah hati, dan sering sebagai terjemahan dari kata "rahamim" dan "rahum" (Rm 12:1; 2Kor 1:3). Penggunaan kata murah hati dapat kita lihat dalam Injil Lukas, murah hati seperti Bapamu adalah murah hati (Luk 6:36). Kata "splankhnizomai" artinya tergerak hati oleh belas kasihan. Dalam Injil Sinoptik muncul 12 kali, misalnya orang Samaria yang berbelas kasih (Luk 10:33) dan kisah anak yang hilang "Bapa tergerak oleh belas kasih" (Mat 18:27).
Kata "charis" sering muncul dalam Corpus Paulinum atau dalam surat-surat tulisan Paulus. Paulus menjelaskan istilah "charis" dengan merangkum semua kandungan terminologi dalam Kitab Suci Perjanjian Lama, sebagai konsep utama untuk menggambarkan struktur peristiwa keselamatan di dalam Kristus Yesus. Paulus juga memberi arti khusus dan menjadikannya istilah khusus Kristiani untuk mengungkapkan sejarah keselamatan dalam Kristus Yesus yang cuma-Cuma (Lih. Rm 3:24).
Analisis Perbandingan kata rahmat dalam materi kuliah Antropologi Teologi II dengan kata tuah dalam bahasa Dayak Jangkang
ANALISIS PERBANDINGAN KATA RAHMAT DENGAN KATA TUAH DALAM BAHASA DAYAK JANGKANG
Dalam materi kuliah Antropologi Teologi II, secara terminologi kata rahmat pertama-tama berarti belas kasih, kerahiman. Dari kata Ibrani "rhm" atau rahum, rehem. Hal itu mengungkapkan suatu gerak batin seseorang terhadap orang lain yang dalam keadaan memilukan. Untuk memahami kata rahmat tidaklah cukup penjelasan tersebut. Maka, perlu diperhatikan secara terminologi dari biblis Perjanjian Baru dan Perjanjian lama yang telah dijelaskan di atas.
Setelah melihat pengertian dan penggunaan kata tuah dalam suku Dayak Jangkang dan kata rahmat dalam Kitab Suci Perjanjian Baru dan Perjanjian Lama. Maka, kurang lebih persamaan terletak pada kata "hanan" dalam Perjanjian Lama yang menunjukkan kata kerja, yakni berbuat baik kepada seseorang. Sebab pengertian tuah adalah kebaikan yang dimiliki seseorang.[1] Kebaikan tersebut diperoleh bukan dari usaha dirinya sendiri, melainkan dari Allah. Manusia hanya memelihara dan mengembangkan kebaikan itu dalam kehidupan sehari-hari. Kemudian kebaikan itu menjadi keberuntungan bagi orang yang memilikinya dalam bentuk hidup yang berkelimpahan rejeki, kesehatan, dan hasil ladang yang berlimpah. Namun, tidak boleh dilupakan bahwa kebaikan tersebut bisa hilang atau luntur pada diri seseorang apabila dia tidak menggunakannya dengan baik, seperti membantu orang yang lemah dan taat kepada Ponompa atau Tuhan sumber tuah itu. Kata "hen" juga memiliki kesamaan dengan kata "tuah" yang artinya kemurahan hati yang ditunjukkan kepada orang bawahan. Orang Dayak Jangkang sangat dituntut untuk berbuat baik kepada setiap orang, sebab pada dasarnya orang Dayak tidak bisa hidup sendiri, mereka selalu berkoloni. Hal itu tampak dalam rumah Betang atau rumah panjang tempat mereka tinggal bersama. Karena kata "tuah" selalu dilekatkan pada kepribadian seseorang maka ada juga kesamaannya dengan kata "hanum" yang artinya pengasih dan penyayang. Dalam suku Dayak Jangkang sikap pengasih dan penyayang ini biasanya dapat kita lihat apabila ada tamu terhormat datang mengunjungi kampung selalu disambut dengan baik.
Persamaan kata "tuah" dan "rahmat" juga terdapat dalam Kitab Suci Perjanjian Baru. Khususnya dalam kata "agapao" yang artinya mengasihi dan lebih sering menunjuk pada kasih manusia dan juga ada kalanya menunjuk pada kasih Allah kepada manusia. Manusia Dayak Jangkang sangat bersahabat dengan alam lingkungan tempat mereka tinggal, karena diyakini alam memiliki roh dan sebagai tempat tinggal roh nenek moyang. Oleh sebab itu, orang yang memiliki "tuah" atau "rahmat" wajib untuk menghargai alam yang selalu memberikan kehidupan kepada manusia. Bersamaan dengan itu juga, manusia Dayak Jangkang percaya bahwa Ponompa adalah sumber segala kebaikan. Ponompa selalu menjaga dan memelihara orang Dayak Jangkang supaya dihindarkan dari bencana penyakit, bencana alam, dan sebagainya yang merusak kehidupan. Ponompa atau Tuhan bagi orang Dayak Jangkang selalu memberikan tuah kepada mereka, entah itu saat berladang dan saat acara adat.