Dan juga rezeki dimana kita masih diberi kesempatan untuk dapat menikmati arti bekerja, dan hidup dalam suatu lingkungan masyarakat, dengan menyandang status masing-masing sesuai dengan profesi. Rezeki, dimana kita bukan hidup sebagai seseorang yang bahkan tidak tau hari ini punya rezeki makan atau tidak. Kita hanya cukup memikirkan, hari ini ingin makan apa.
Kita semua terlahir sama.
Keluar dan menghirup udara untuk pertama kalinya di muka bumi ini dengan cara yang sama, yaitu dilahirkan dari rahim seorang, yang kita sanjung sebagai ibu.
Tapi berbagai proses hidup ini yang membedakan arah kita dalam menjalani hidup.
Sungguh terasa sebagai ironi.
Betapa satu nilai diatas kertas, dapat menentukan nilai manusia.
Seringkali, banyak hal berada jauh dari jangkauan kita. Bahkan untuk yang mempunyai niat paling tulus sekalipun, untuk dapat menjernihkan kembali arti-arti dan nilai-nilai dalam kehidupan kemanusiaan.
Jika kita sudah sempat mendapati diri kita ada di pemikiran seperti ini, masih tegakah atau masih sanggupkah kita, untuk menjalani hidup dengan penuh keangkuhan, tanpa sekalipun memikirkan nasib orang-orang yang berada dekat dengan kita, atau bahkan disamping kita?
Mereka dan kita, apa bedanya?
Selain hanya nama, status di lingkungan, dan penampilan?
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H