Mungkin hal ini kelihatan sepele, hanya urusan beberapa ratus ribu rupiah, tapi kelak di kemudian hari bakal berdampak negatif pada cara murid mengelola keuangan perusahaan maupun negara saat memegang jabatan penting dan diserahi tanggungjawab mengelola budget jutaan / milyaran rupiah
5. SOCIAL ABUSE dimana staf pengajar bertindak sebagai sutradara yg dengan sengaja mengadu domba, menciptakan front grup2 favorit guru dan grup2 sasaran sentimen guru. Akibatnya murid dalam satu kelas dilanda intrik2 dan sikap permusuhan demi memperebutkan kasih seorang guru maupun favour wali kelas. Ini adalah politik divide et impera warisan penjajah Belanda, yang masih banyak diterapkan di bangku2 sekolah.
Hai guru2 didiklah anak2 yang dititipkan orangtua kepadamu dengan hati yang tulus!
Hai guru2, jangan lukai hati murid2 yang tulus berharap pada sikap keadilanmu.
Hai guru2, engkaulah cermin teladan bagi murid. Sekali kau cederai image itu, hancurlah hati mereka, remuklah jiwa mereka dan engkaulah yang harus mempertanggung-jawabkan kelalaianmu ini dihadapan Sang Pencipta mereka......
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H