Ruang idemu adalah secangkir kopi panas
Kau teguk malammalam saat bintang tak hadir untukmu
Saat melodi tak mampu membentuk iramamu
Dan saat itulah kau lihat genta bercahaya
Dentingdenting menjadi mengelining,
Menjadi bunyibunyi yang kau nanti
Begitulah lelaki
Yang sungguh tak kupahami, ada di manakah kamu
Memandangiku jauh- jauh,
atau justru kau senyapkan gambaran tentang ku
“ Lihatlah aku patah hati, dan kamu menyaksikanku saja”
Mestikah kubertanya aku secangkir kopi ataukah dideretan bunyi
Baiklah, jadikanlah bunyi
Tanpa secangkir kopi
Sidoarjo malam tanpa kopi, 5 Oktober 2014
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H