Mohon tunggu...
Paulina Sihaloho
Paulina Sihaloho Mohon Tunggu... Pelajar Sekolah - Pelajar

Aku pelajar SMA Bintang Timur, Pematang Siantar. Aku menulis untuk mengasah dan mempertajam pikiran, serta menjadikan hidupku lebih baik dari hari ke hari.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Usul kepada Menteri Pendidikan Indonesia

13 Januari 2023   17:56 Diperbarui: 13 Januari 2023   18:08 510
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

(Dok. dari Study in Finland Facebook)
(Dok. dari Study in Finland Facebook)

Ternyata wahai warga NKRI sekalian, di Finlandia itu, dengan sistem jam sekolah yang hanya 4 jam, tidak ada PR, warganya menjadi manusia yang paling bahagia di dunia. Juga, yang menarik, anak-anak sekolah di sana lebih antusias dan lebih bersemangat belajar karena mereka boleh mempelajari apa yang mereka suka. Iyalah kan, akupun maulah.

 Kalau aku diberi kebebasan seperti mereka, aku juga bisa. Aku bisa mengerti kalau kami para remaja yang sekolah diberi kesempatan seperti remaja Finlandia, kami juga bisa kan? Jangan-jangan murid-murid yang top di BT bisa jadi lebih jenius daripada anak-anak Finlandia itu? 

Usul Boleh Kan Pak Menteri Pendidikan?

Aku sebagai murid SMA belajar menulis di Kompasiana ini. Aku perhatikan, di sini sepertinya jarang anak-anak SMA menulis. Alangkah bagusnya kalau ada media sejenis applikasi atau website di mana kami para murid sekolah mulai dari SD, SMP, SMA bahkan PT bisa mengekspressikan diri tanpa harus dibatasi bahwa yang juara-juara saja yang boleh tampil sebagaimana selama ini masih menjadi tradisi di sekolah. 

Kalau hanya yang juara yang tampil, yang mayoritas nggak pernah tampil akan merasa kurang berguna sebagai manusia, merasa biasa-biasa saja, akhirnya kurang atau bahkan tidak bersemangat untuk belajar. Kalau ini terus kita biarkan, bagaimana masa depan kami nanti? Bagaimana masa depan negeri ini nanti? Kalau hanya yang kita pamerkan hanya yang juara-juara di sekolah, yang jumlahnya hanya sedikit itu, apa jadinya negeri ini di masa yang akan datang?

Anak-anak SD di negeri ini bolehlah mengekspressikan diri melalui karya-karya mereka di sebuah situs yang diasuh oleh negara di bawah Departemen Pendidikan Indonesia. Jadi, adekku si Hans Robelson Sihaloho, kelas IV SD N Urung Panei, yang suka bagian teknik dan tidak betah di kelas, bisa menampilkan karya-karyanya di situs tersebut. 

Jadi, adekku ini tidak dicap sebagai orang yang kurang pintar hanya karena tidak cepat dan lancar baca tulis ketika masih baru masuk sekolah. Setiap anak kan punya bakat dan kelebihan tersendiri yang bisa jadi beda dengan teman sebayanya. Ini kan perlu kita apresiasi sehingga anak seperti adekku itu bisa tumbuh menjadi seorang manusia Indonesia yang tangguh, bisa mengembangkan bakatnya sehingga bakatnya itu dapat dia gunakan untuk membangun negeri. 

Sama halnya untuk SMP, SMA, dan PT. Masing-masing kategori ini, bolehlah memperoleh ruang untuk mengekspressikan karya-karyanya di bawah naungan departemen pendidikan. 

Dengan adanya ruang-ruang tersebut, kami bisa saling kenal, saling menginspirasi, dan saling menolong. Kalau kami sudah membiasakan diri berkarya sejak dini, aku pikir, kami para remaja lebih semangat belajar, menjauhkan diri dari narkoba dan hal-hal yang tidak berguna bagi kami. 

Pun, tentu saja, kalau kami sudah menyelesaikan studi apalagi kalau sudah selesai sarjana, kami tentu bisa lebih mandiri untuk bekerja, tidak melulu bergantung pada orang lain, pengangguran mungkin akan menjadi tinggal istilah saja, tidak lagi menjadi sebuah persoalan dan beban bagi negara, orang tua dan masyarakat.***

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun