Mohon tunggu...
Paulina Ndawu
Paulina Ndawu Mohon Tunggu... Perawat - Mahasiswa Unair

Dengarkan Sebelum Anda Berpendapat. Hobby Membaca

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Kerinduan yang Tidak Mengenal Batas

8 Februari 2023   18:57 Diperbarui: 8 Februari 2023   18:59 295
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

"Kerinduan Yang Tak Mengenal Batas"

Kehidupan keluargaku adalah keluarga  sedehana dengan mata pencaharian ayahku seorang  seorang pendidik ( guru ) dan ibuku seorang ibu rumah tangga yang merawat dan mengasuh kami anak anak yang berjumlah 8 orang bersaudara .Namun  kasih dan perhatian mereka tidak pernah pudar dalam menyekolahkan kami  menjadi manusia yang berguna bagi sesama di mana saja kami berada .

Setelah menamatkan pendidikanku di sekolah perawat kesehatan ada kerinduan untuk melanjutkan studi ke jenjang yang lebih tinggi namun karena adik adikku membutuhkan sekolah dan atas  saran orang tuanku,  Aku melamar pekerjaan di suatu pelayanan kesehatan terdekat dengan orang tuaku . Namun ada kasih Tuham lewat guruku aku di daftarkan  ke pendidikan lanjutan sekolah kebidanan dan itu adalah jurusan yang aku tidak sukai namun menghargai guru dan sahabat perjuanganku  aku mengikuti sebuah test masuk  dan dalam pengumuman kelulusan ada namaku  di sana ,,,aku tidak bisa menolak  aku mengikuti pendidikan itu selama 1 tahun hingga mencapai garis finish.

Dengan menyelesaikan pendidikan di atas aku di angkat menjadi tenaga kesehatan yang melayani di desa yang terpencil dengan sebutan pegawai tidak tetap kontrak Nasional dengan perjanjian kontrak 3 tahun  baru di perbolehkan mengikuti seleksi cpnsd.  Aturan wajib di laksanakan, Ada kebanggaan namun ada perasaan berat di pundak  ketika di usia  masih muda 18 tahun aku harus di panggil ibu dan menolong seorang ibu yang melahirkan dengan bekal ilmu yang aku dapatkan dalam pendidikan dan atas penyertaan Tuhan aku bisa melewati ini dengan melayani di sebuah desa selama 5 tahun

Seiring berjalannya waktu ada kerindukan dalam diriku untuk melanjutkan pendidikan namun apa daya aku tidak mempunyai biaya untuk lanjutkn pendididkan karena orang tuaku menbiaya adik adik yang melanjutkan pendidikan ke jenjang lebih tinggi. Dapatkan mimpi ini ku gapai? Rancangan Tuhan yang terbaik dalam hidupku ketika mengikuti seleksi cpns yang ketiga kalinya aku lolos menjadi seorang Pegawai Negri Sipil,  ada luapan kesenangan tersendiri dalam hidup ku karena bagiku ini awal dari rinduku untuk melanjutkan pendidikan.

Dalam diriku ada kerinduan 2 tahun  bekerja di bidang ku seorang bidan PNS aku wajib lanjutkan impian ku di dunia pendidkan  namun yang aku dapati tidak mendapatkan hal itu dari atasanku dengan suatu alasan yang tidak pasti ...Kembali dalam rutinitasku dalam pelayanan 2 tahun  kemudian aku ajukan lagi kerinduaanku untuk sekolah hal yang sama aku temui gagal mendapatkan ijin.

Rencana Tuhan tak dapati di selami olah manusia demikianlan diriku  merasakan hal itu di waktu yang saya tidak pernah duga di sana seorang sahabatku memberikan informasi  kalau ada peluang sekolah namun dengan profesi yang berbeda dengan profesiku  saat itu .  Tantangan baru akan hal ini namun keputusan segera aku ambil karena ini suatu peluang yang aku rindukan walau profesi yang berbeda.

Dengan semangat yang  ada dalam  diriku dan dukungan dari keluarga kecilku, suamiku mengjijikan untuk aku melewati perjuagan  ini melanjutkan pendidikan ke D3 dengan  beban anak baru usia 8 bulan ....atas Anugrah dan Penyertaaan Tuhan yag tak berkesudahan dalam kehidupanku Pendidikan D3 aku lewati dengan segala cerita suka duka dalam kuliah .

Kembali rutinitas dalam pelayanan kepada sesama di bidang kesehatan ... dan kerinduaan untuk melanjutkan pendidikan dalam  diriku kembali membara untuk melanjutkan ke  pendidikan jenjang S1  karena bagiku pendidkan untuk hal yang wajib aku kejar dan gapai dalam kehidupan ku , yang temui  suatu kegagalan rekomendasi hal itu tidak aku dapatkan atau Rekomendasi dari Pimpinan tidak aku dapatkan.

Dan untuk melanjutkan pendidikan lanjutan bagi daerahku yang terpencil dan terbelakang dari dunia pendidikan ini suatu hal yang sangat sulit karena sarana pendidikan di daerahku tidak tersedia  sehingga  harus menganyunkan langkah ke pulau lain untuk mengejar cita citaku. Ada kecewa dalam diriku namun ku percaya itu bukan waktuku namun waktu Tuhan yang terbaik dalam diriku

Ketika aku meminta Tuhan kabulkan  permohonan doaku untuk mengapai mimpiku namun Tuhan ijinkan dalam kehidupanku  sang Ayah di panggil kembali berpulang  ke rumah bapa sorwani,  dan setahun kemudian ibu kekasih menyusul mengikuti bapa berpulang ke rumah bapa sorgawi, dukacita yang mendalam adalah kehilangan dari orang yang aku kasihi dan sayangi. Ada beban baru dalam kehidupan ku  menjadi orang  tua bagi adik adikku dengan keluarga kecilku , akankah ku gapai mimpi indah lanjutkan pendidikan?

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun