Banyak konselor dan psikolog mengajurkan bahwa anak dengan ibu NPD pertama-tama harus menerima realitas bahwa ia memeiliki seorang ibu NPD. Ini adalah langka awal penting, penerimaan kenyataan. Anak harus menerima bahwa ibu dengan NPD tidak selalu mampu memberikan kasih sayang yang dibutuhkan. Menerima ini bukan berarti menyerah, tetapi melepaskan harapan yang tidak realistis agar mereka berubah. Setidaknya anak tidak terlalu menggantungkan harapan tinggi yang akan lebih menyakitkan mereka di masa mendatang.
Langkah kedua adalah melindungi diri dari drama. Ibu dengan NPD pasti akan membuat drama demi atensi karena hausnya akan perhatian dan menjadi pusat perhatian. Saat ibu menciptakan drama untuk mempermalukan atau menghancurkan reputasi anak, penting untuk tidak terpancing. Tetaplah tenang, dan fokus pada kebenaran yang Anda ketahui tentang diri sendiri.
Langkah ketiga, jangan sendiri menghadapi keadaan ini. Para psikolog menyebutkan bahwa penting bagi anak dengan ibu NPD untuk membangun sistem pendukung. Karena hubungan dengan ibu mungkin tidak dapat memenuhi kebutuhan emosional, carilah dukungan dari teman, pasangan, atau terapis. Ini penting untuk memulihkan kesehatan mental dan membangun identitas yang sehat.
Langkah keempat, buatlah batasan yang tegas dengan sang ibu. Budaya Timur sering kali menganggap batasan sebagai bentuk ketidakpatuhan, tetapi menetapkan batasan adalah langkah penting untuk melindungi diri dari manipulasi emosional. Jelaskan dengan tegas, tetapi hormat, apa yang bisa Anda terima dalam hubungan tersebut.
Langkah kelima, cintai dirimu dan fokuskan pada diri sendiri. Â Hidup dalam bayang-bayang ibu dengan NPD bisa membuat anak kehilangan identitas dan harga dirinya. Fokuslah untuk membangun kehidupan yang sehat, independen, dan bahagia, terlepas dari harapan ibu.
Cinta dalam Batas yang Sehat
Budaya Timur mengajarkan kita untuk menghormati ibu, tetapi menghormati bukan berarti membiarkan diri terus-menerus disakiti. Ibu dengan Narcissistic Personality Disorder adalah manusia yang memiliki kelemahan dan luka batinnya sendiri. Mencintai mereka tidak berarti mengabaikan kesehatan mental dan kebutuhan emosional diri kita.
Kasih sejati adalah kasih yang tetap menghormati tanpa harus mengorbankan diri. Sebagaimana surga berada di telapak kaki ibu, cinta kepada ibu juga harus berada dalam batas-batas yang melindungi diri sendiri. Dengan begitu, kita bisa menemukan jalan untuk mencintai ibu, sekaligus mencintai dan menyembuhkan diri kita sendiri. Jangan lupa mendoakannya, selalu dan selalu.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H