Mohon tunggu...
Inna.pay
Inna.pay Mohon Tunggu... Lainnya - Animal lover

Ambisius, understanding, hardworking. Don't judge anyone coz sometimes you are not right. Criticize others fairly

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Dosen Serasa Tuhan

9 Mei 2020   14:07 Diperbarui: 9 Mei 2020   14:13 16
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Engkau terlihat begitu mempesona
Dengan balutan seragam rapi, warna -- warni kilauannya
Tanpa kusut sedikitpun
Layaknya artis di kancah popularitas
Tampaknya itu belum cukup bagimu
Kerakusanmu bahkan tak kenal tempat
Tanpa hati dan rasa bersalah
Engkau berbuat seperti Tuhan
Engkau begitu ingin dihormati, padahal sudah diberi hormat
Engkau ingin dicari bahkan dipuja
Jangan sampai ada seorangpun menentangmu
Walau ada yang salah dengan dirimu
Aura dan kharismamu membuat budakmu gemetaran
Bahkan belum berhadapan denganmu
Cemoohmu bisa sampai kemana- mana
Hanya untuk kesalahan kecil budak-budakmu
Bahkan kau menggangap dirimu Dewa
Yang harus di segan tanpa banyak bicara
Sepertinya itu impianmu dari kecil
Menindas orang lain dengan utopia nasehat
Engkau memperkaya dirimu sendiri dengan pengetahuan hampa
Yang tak pernah bisa Engkau implementasikan
Engkau menempatkan budak-budakmu  sebagai sesuatu yang tak perlu diingat
Padahal engkau dapat hidup karena budak-budakmu
Engkau mulai lupa diri bahwa kau juga pernah ditindas
Karena kau pikir kau sudah bergelimang pengetahuan
Sesungguhnya engkau tak lebih dari penjajah
Merampas tanpa kasihan
Engkau taruhkan kuk berat pada budakmu
Kendati Engkau tak tahu seberapa beratnya hidup yang dijalani setiap orang
Engkau bahagia, tertawa terbahak -- bahak
Seakan bangga apa yang kau perbuat
Engkaulah penjajah masa kini
Terhadap harapan dan kerja keras anak bangsa
Engkau pikir kau yang paling hebat,
Berhasil dengan uang yang banyak
Berhasil dengan luka yang kau taburkan
Engkau balutkan jiwamu
Dengan kebencian dan kesenangan
Engkau bersembunyi atas nama pendidikan
Dengan bangganya engkau sembunyikan kelaliman  
Di balik topeng pendidikan yang engkau banggakan
Pilu dan risau ketika kau lihat dirimu sendiri
Engkau tidak bisa menerima bahwa 'zaman telah berubah'
Engkau terperangkap dalam masa lalumu yang tak seindah sekarang
Engkau hanya menunggu waktumu untuk jatuh
Tergeletak bahkan sampai bawah bumi
Sehingga engkau tak bisa bernafas
Seperti budakmu yang hampir mati
Karena engkau pikir terlalu jenius dan bijaksana

 terlalu jenius dan bijaksana.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun