Mohon tunggu...
Inna.pay
Inna.pay Mohon Tunggu... Lainnya - Animal lover

Ambisius, understanding, hardworking. Don't judge anyone coz sometimes you are not right. Criticize others fairly

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Terjebak di Ujung Selatan Indonesia

5 Mei 2020   22:35 Diperbarui: 5 Mei 2020   22:42 53
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

‘jangan memperdengarkan langkah kakimu’ suara itu membuatku kaget. 

Ketika saya menoleh ke belakang ternyata Texan. Ingat kita kesini tanpa minta ijin kita melewati jalur lain yang tidak diketahui oleh tentara, jadi tolong jangan berisik’ lanjut Texan dengan nada sedikit tinggi. Texan menunjukkan jalan mana yang harus kita tempuh dan kemana yang harus kita pergi agar terhindar dari tentara. 

Akhirnya kita sampai di suatu tempat yang penuh dengan batu karang dan membentuksebuah gua. Kita berkemah disitu dan makan makanan instan yang kami bawa. Malam pun tiba, para lelaki ingin pergi ke danau merah, maklum mereka pencinta nuansa horor dan gaib. Tetapi Ranti tidak mau untuk pergi kesana dan tidak mau sendirian di dalam gua tersebut. Kita pun mencari solusi yang terbaik. Kita semua harus pergi, kalau pun terjadi apa-apa, kita harus menanggungnya bersama-sama. 

Selangkah memasuki kawasan Danau Merah tersebut, bulu kudukku mulai merinding, Ranti mulai memegang tanganku erat-erat dan saya bisa merasakan gemetarnya kakinya. Binatang malam pun bernyanyi merdu menambah keangkeran tempat ini. Sekelebat bayangan putih  berada tepat dibelakang pohon asam yang lebat. Saya hanya mampu menahan napas saya yang tak karuan. ‘teman-teman kalian tidak boleh takut ya, kita harus membuktikan mitos tentang danau ini benar atau tidak,’bisik Edo. 

Mimi mulai bertingkah tak karuan, saya menoleh ke belakang tampaknya Mimi sedang melihat sesuatu,dia meraih tanganku dan berbisik padaku Inna, coba kamu lihat ke atas pohon itu. Perlahan-lahan ku tegok keatas, oh my goodness ‘seorang kuntilanak sedang bertengger di salah satu dahan pohon itu. Kita berdua berlari dan tanpa sadar kaki kita hampir masuk ke dalam danau tersebut. Kami menoleh ke samping dan beruntungnya kami melihat  Edo, Bugi, Jacob, dan Ranti. Bukan kuntilanak yang hampir membuat kita jantungan. 

‘Dimana Texan?’ tanya Jacob dengan panik. Satu per satu dari kami mulai memanggil nama Texan. Dari kejauhan terdengar suara minta tolong, ‘itu pasti Texan’ kata Mimi. Edo langsung berlari kearah suara itu dan disusul oleh kami semua. Dan memang benar, Edo sedang terikat di suatu pohon besar oleh tumbuhan melata. Diiringi teriakan burung hantu yang bertengger di sekitar pohon yang agak jauh. Bugi segera melepaskan tumbuhan-tumbuhan melata yang berbentuk seperti tali. Tanpa sadar kami berpelukan erat meredam rasa takut yang dalam.

Kami memutuskan untuk pulang dan petualangan malam ini berhenti dan kembali ke gua tempat kami berkemah. Sepanjang malam adalah malam- malam ketakutan bagi kami semua, tetapi itu tidak mematahkan semangat kami untuk mengetahui apa yang ada di sumur tua yang ada disisi selatan danau. Mimpi buruk menghiasi tidur kami, tanpa sadar cahaya matahari menyengat wajah kami tanda hari baru sudah dimulai.

'Saya tidak ingin ikut lagi dengan kalian malam nanti’ Mimi memecahkan keheningan di pagi hari. 

'Saya juga tidak mau ikut, saya tidak mau mengambil resiko lagi,’ sambung Ranti diikuti tangisan kecil. 

Bugi si keras kepala mulai menjawab keluhan Mimi dan Ranti ‘ bukannya saya ingin kalian ikut saya, tapi kita sudah sama-sama kemarin, kita juga yang menentukan untuk dating ke sini. Pokoknya kita harus melewati semua kejadian yang terjadi bersama-sama.

 ‘Diam’ bentak Edo, sebaiknya kita sepakat. Menurut saya, sebentar ketika petang datang kita harus bergegas ke sumur tua itu dan setelah itu kita harus kembali ke Rote.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun