Pengantar
Yesus Kristus telah memilih 12 murid untuk menemani dan meneruskan karya-Nya di dunia ini. Semua murid-murid tersebut memiliki ciri khas masing-masing, hingga mengabarkan “Kabar Keselamatan” ke berbagai penjuru dunia. Salah satu rasul itu ialah Andreas, saudara Simon Petrus. Sebelumnya Andreas merupakan seorang nelayan. Ia bersama saudara dipanggil oleh Yesus Kristus menjadi “Penjala Manusia”. Lantas, apa saja yang ia lakukan selama menjadi murid Yesus dan misionaris ke berbagai wilayah?
Kehidupan Rasul Andreas
Rasul Andreas lahir di Betsaida, Galilea, daerah yang dimana kebudayaan dan bahasa Yunani hadir dan hidup. Nama Andreas bukan berasal dari nama Ibrani, melainkan dari nama Yunani. Namanya memiliki arti yang berhubungan dengan keterbukaan keluarganya. Ia juga memiliki teman sekota dengan seorang murid Yesus yang lain, yakni Filipus. Ia pun bersama Simon, saudaranya menjadi seorang nelayan di danau Galilea dan mereka tinggal serumah bersama dengan ibu mertua Simon di kota Kapernaum
Sebelum menjadi murid Yesus Kristus, Rasul Andreas merupakan murid dari Yohanes Pembaptis, tetapi ketika Yohanes Pembaptis menunjuk kepada Yesus Kristus dan berkata: “Lihatlah, Anak Domba Allah!”, Ia langsung mengerti bahwa ada yang lebih besar daripada seorang Yohanes Pembaptis, yakni Yesus Kristus. Pada saat itu juga Andreas langsung mengikuti Yesus dari belakang-Nya. Lalu Yesus berbalik dan bertanya, “Apakah yang kamu cari?”. Andreas menjawab bahwa ia ingin tahu dimanakah Yesus tinggal. Yesus menjawab, “Marilah dan kamu akan melihatnya.” Belum lama setelah Andreas tinggal bersama Yesus, ketika ia menyadari bahwa Yesus adalah sungguh-sungguh Mesias. Semenjak itu, ia memutuskan untuk mengikuti Yesus.
Andreas jugalah yang memperkenalkan Petrus kepada Yesus. Setelah bertemu dengan Yesus ia memberitahukan kepada Simon, saudaranya : “Kami telah menemukan Mesias”.Dari peristiwa inilah ia mendapatkan gelar “Protokletos” yang berarti “yang dipanggil Pertama”. Andreas membawa Simon kepada Yesus. Yesus memandang dia dan berkata: “Engkau Simon, anak Yohanes, engkau akan dinamakan Kefas (atau Petrus yang memiliki arti Batu Karang).”
Andreas sangat menikmati waktu bersamanya yang dekat dengan Yesus Kristus. Catatan penting itu ditunjukan dalam Yoh. 1:40-42. Dari ayat berikut, ditunjukkan semangat rasuli yang istimewa. Andreas merupakan rasul pertama yang dipanggil untuk mengikuti Yesus Kristus, atas dasar inilah , Liturgi Gereja Byzantium memberikannya gelar “Protokletos”.
Andreas dipilih Yesus menjadi salah seorang dari dua belas rasul-Nya yang utama, seperti yang dicatat di semua Injil dan Kisah Para Rasul. Andreas senantiasa berada disisi Yesus dalam semua perjalananNya. Dalam peristiwa mujizat pemberian makan lebih dari lima ribu orang, Andreas mempunyai peranan dalam memperkenalkan anak yang membawa lima roti dan dua ikan kepada Yesus dengan kata-kata: “Di sini ada seorang anak, yang memiliki lima roti jelai dan dua ikan; tetapi apakah artinya itu untuk orang sebanyak ini?”.
Setelah Yesus naik ke surga, Andreas ada di antara rasul-rasul lainnya di ruang atas untuk menantikan turunnya Roh Kudus seperti yang telah dijanjikan Yesus. Konon, ia kemudian mewartakan Injil di Scythia dan Yunani, dan kemudian menurut tradisi (yang agak diragukan), ia pergi ke Byzantium, di mana ia mengangkat Stachys menjadi Uskup setempat.
Menurut tradisi suci, Andreas wafat sebagai martir di Patras, Acaia (Yunani). Ia digantungkan pada sebuah saltire (salib yang berbentuk huruf “X” ) selama 2 hari, dan selama itu ia terus berkhotbah kepada semua orang yang datang menyaksikannya. Ia tidak dipakukan melainkan hanya diikat saja pada salib itu, sehingga ia lebih lama menderita sebelum menghembuskan nafas terakhirnya. Salib berbentuk X ini kemudian dinamakan oleh banyak orang sebagai “Salib Santo Andreas”.
Hubungan antara Gereja Roma dan Gereja Konstantinopel disebabkan karena hubungan persaudaraan antara Rasul Petrus dan Rasul Andreas. Maka, pada September 1964, Paus Paulus VI, sebagai itikad baik terhadap Gereja Ortodoks Yunani, memerintahkan agar semua relikwi dan peninggalan Rasul Andreas yang berada di Vatikan dikirim kembali ke Patras. Pada tanggal 24 September 1964 Kardinal Augustin Bea bersama dengan banyak kardinal lainnya menghantarkan relikwi Rasul Andreas kepada Patriark Konstantinus di Patras, Yunani
Pada tanggal 19 Januari 1980, Salib St. Andreas yang diambil dari Patras, Yunani pada masa Perang Salib oleh Duke of Burgundy juga dikembalikan ke Patras setelah selama beberapa abad relikwi tersebut disimpan di gereja St.Victor di Marseilles, Perancis. Relikwi tersebut diserahkan kepada Patriark Nikodemus oleh delegasi Gereja Katolik yang dipimpin oleh Kardinal Roger Etchegaray. Semua relikwi yang dikembalikan tersebut termasuk juga sisa-sisa salib X, yang menjadi tempat rasul ini menjadi martir, kini disimpan di Gereja St. Andreas Patras; di sebuah Altar khusus dan dihormati dalam sebuah upacara khusus setiap 30 November yang merupakan hari pestanya.
Peristiwa Penting
Tradisi Injil menyebutkan nama Andreas berkaitan dengan tiga peristiwa, yakni:
Kisah Penggandaan Roti di Galilea (Yohanes 6:8-9). Andreas yang mengatakan adanya Lima Roti dan Dua Ikan, yang sangat sedikit untuk memberi makan orang banyak. Dari tulisan tersebut, dapat disimpulkan bahwa Rasul Andreas memiliki sikap realistis dan menyampaikan pertanyaan dalam Yoh. 6:9. Namun Yesus membuat yang tersedia menjadi cukup bagi banyak orang.
Peristiwa ini terjadi di Yerusalem (bdk. Mrk 13:1-4) atas pertanyaan dari Petrus, Andreas, Yakobus dan Yohanes, Yesus berkhotbah tentang hancurnya Israel serta meminta para rasul untuk dapat membaca tanda-tanda zaman dan selalu berjaga-jaga (Mrk. 13:1-13)
Dalam Injil Yohanes, di Kota Yerusalem menjelang pesta Paskah. Andreas serta Filipus yang masing-masing memiliki nama Yunani melayani orang-orang Yunani yang datang ke kota juga orang-orang proselit/takut akan Allah menjadi penerjemah dan pengantara Yesus (Yoh. 12:20-22)
Kesimpulan
Rasul Andreas memberikan kita berbagai teladan yang dapat kita ikuti, yakni ketaatan, kesetiaan, ketekunan dan giat dalam melakukan Karya Keselamatan. Maka dengan begitu, Andreas sudah memberikan contoh atas teladan-teladan tersebut agar para pengikut Kristus kiranya dapat mengikuti teladan-teladan tersebut.
Rasul Andreas (bdk Mat. 4:18-20; Mrk. 1:16-18) mengajak kita untuk mengikuti Yesus Kristus dengan kesiapsediaan, lalu mewartakan Dia dengan penuh semangat serta menjalin relasi yang penuh keakraban dengan Yesus Kristus dan senantiasa sadar bahwa kita hanya memperoleh makna utama dari hidup dan kematian dalam Dia.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H