Pada tanggal 19 Januari 1980, Salib St. Andreas yang diambil dari Patras, Yunani pada masa Perang Salib oleh Duke of Burgundy juga dikembalikan ke Patras setelah selama beberapa abad relikwi tersebut disimpan di gereja St.Victor di Marseilles, Perancis. Relikwi tersebut diserahkan kepada Patriark Nikodemus oleh delegasi Gereja Katolik yang dipimpin oleh Kardinal Roger Etchegaray. Semua relikwi yang dikembalikan tersebut termasuk juga sisa-sisa salib X, yang menjadi tempat rasul ini menjadi martir, kini disimpan di Gereja St. Andreas Patras; di sebuah Altar khusus dan dihormati dalam sebuah upacara khusus setiap 30 November yang merupakan hari pestanya.
Peristiwa Penting
Tradisi Injil menyebutkan nama Andreas berkaitan dengan tiga peristiwa, yakni:
Kisah Penggandaan Roti di Galilea (Yohanes 6:8-9). Andreas yang mengatakan adanya Lima Roti dan Dua Ikan, yang sangat sedikit untuk memberi makan orang banyak. Dari tulisan tersebut, dapat disimpulkan bahwa Rasul Andreas memiliki sikap realistis dan menyampaikan pertanyaan dalam Yoh. 6:9. Namun Yesus membuat yang tersedia menjadi cukup bagi banyak orang.
Peristiwa ini terjadi di Yerusalem (bdk. Mrk 13:1-4) atas pertanyaan dari Petrus, Andreas, Yakobus dan Yohanes, Yesus berkhotbah tentang hancurnya Israel serta meminta para rasul  untuk dapat membaca tanda-tanda zaman dan selalu berjaga-jaga (Mrk. 13:1-13)
Dalam Injil Yohanes, di Kota Yerusalem menjelang pesta Paskah. Andreas serta Filipus yang masing-masing memiliki nama Yunani melayani orang-orang Yunani yang datang ke kota juga orang-orang proselit/takut akan Allah menjadi penerjemah dan pengantara Yesus (Yoh. 12:20-22)
Kesimpulan
Rasul Andreas memberikan kita berbagai teladan yang dapat kita ikuti, yakni ketaatan, kesetiaan, ketekunan dan giat dalam melakukan Karya Keselamatan. Maka dengan begitu, Andreas sudah memberikan contoh atas teladan-teladan tersebut agar para pengikut Kristus kiranya dapat mengikuti teladan-teladan tersebut.
Rasul Andreas (bdk Mat. 4:18-20; Mrk. 1:16-18) mengajak kita untuk mengikuti Yesus Kristus dengan kesiapsediaan, lalu mewartakan Dia dengan penuh semangat serta menjalin relasi yang penuh keakraban dengan Yesus Kristus dan senantiasa sadar bahwa kita hanya memperoleh makna utama dari hidup dan kematian dalam Dia.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H