Mohon tunggu...
Politik

Doktor Honoris Causa untuk Megawati Soekarnoputri

26 Mei 2016   11:49 Diperbarui: 26 Mei 2016   11:57 174
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Melihat perjalanan ditahun-tahun 'panas' ini,  keberanian Megawati tanpa batas dan tidak pernah ada ketakutan sedikitpun didalam perjuangannya menegakkan keadilan dan kebebasan berekspresi/berkreasi sebagai anak bangsa yang punya hak untuk berpolitik praktis, kendati pun dia seorang wanita. Bahkan saat itu ditengah kebingungan dan kegetiran rakyat serta adanya tokoh-tokoh nasional untuk tidak berani bersuara, Megawati berani melawan arus dan selalu berkumandang lantang:.........."Bendera sudah ku kibarkan, pantang surut untuk diturunkan."

Sekarang pun dia sudah mengukir prestasi sebagai ketua partai terlama di Indonesia yang mampu memenangkan pemilu dua kali pada tahun 1999 dan 2014 serta berhasil menghantar calon presiden dari PDI Perjuangan Joko Widodo menjadi Presiden terpilih, juga merupakan salah satu wanita kuat di dunia yang memimpin partai besar.

Banyak tokoh nasional yang lahir dari tangannya dan bisa disebut; SBY (mantan menko-polkamnya), Jusuf Kalla (mantan menko-kesranya), beberapa mantan menteri/pejabat negara, sampai pada Presiden Jokowi sekarang dan sederet tokoh nasional termasuk para gubernur/bupati/walikota yang berprestasi saat ini.

Kendati pun sebagai presiden hanya memimpin selama tiga tahun, Megawati mampu mengurangi Hutang Luar Negeri, membentuk KPK dan menghasilkan keputusan spektakuler yang sangat berguna bagi pengembangan demokrasi di tanah air, yakni pemilihan umum secara langsung.

Sehubungan dengan penganugerahan Gelar Doktor Honoris Causa, ternyata terdapat beberapa pihak khususnya Alumni Unpad menyoal pemberian gelar kepada Megawati dengan hanya melihat kepemimpinannya sebagai presiden yang lalu. Bagi saya, protes ini rasanya terlalu mengada-ada jika dilatarbelakangi sesuatu hal yang sifatnya politis, apalagi Megawati sudah berkali-kali mendapat Gelar begini termasuk dari luar negeri.

Bagi saya, jangan melihat mega sebagai Ketua Umum sebagai salah satu partai politik di Indonesia yang tentunya punya kompetitor politik yang tidak suka dengan sepak terjang Mega selama ini. Oleh karenanya, jika tidak berpikiran picik, maka seharusnya kita pun jangan terjebak pada pola pikir "mental blok" dan seharusnya tidak munafik atas apa yang sudah dilakukan Megawati Soekarnoputri terhadap bangsa ini.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun