Mohon tunggu...
Politik

Soal Komunis dan PKI: Ingat Sejarah!

17 Mei 2016   14:55 Diperbarui: 17 Mei 2016   19:50 835
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Kenapa kita sekarang disibukkan dengan munculnya simbol-simbol Palu-Arit,..........seolah-olah ada gerakan ingin membangkitkan kembali paham komunisme, anti Pancasila dan segalah tetek bengek yang sebenarnya tidak perlu? Kenapa masalah radikalisme/ingin merubah dasar negara dan munculnya bibit-bibit NII justru tidak diributkan, bahkan ada ormas yang jelas-jelas tidak menyetujui Pancasila tapi dibiarkan aktifitasnya?

Sekarang malah dibilang PKI dan Paham Komunisme 'nyusup' di PDI Perjuangan, bahkan istilah "pekerja/petugas partai" yang sering dipakai PDI Perjuangan dibilang jargon PKI................hmmmm, ini pemikiran kerdil, mengalihkan perhatian atau memang tidak paham sejarah? Bukankah tantangan negara kita sekarang adalah soal kemiskinan, pengangguran, narkoba, korupsi, pemerkosaan/pembunuhan yang masih nyata hadir didepan mata.....eee malah kita membuang energi menyoal stigma lama yang belum tentu ada kebenarannya.

Apakah sekarang telah muncul lagi de-soekarnoisme atau memang kita sengaja melupakan tentang sejarah perjalanan bangsa ini sehingga harus disampaikan lagi kata keramat Bung Karno tentang "Awas JasMerah"?///Lihat Pidato Bung Karno soal PKI di tahun 1966_kutipan dari; Amanat Presiden Soekarno didepan Rapat Umum Front Nasional di Istora Senayan Jakarta tanggal 13 Februari 1966..,Buku Revolusi Belum Selesai.

Di Indonesia paham komunis/PKI dianggap sangat menakutkan. Ini sebenarnya hasil cuci otak kepada rakyat yang dilakukan Orde Baru sehingga membuat image bahwa komunis itu penjahat. Akhirnya masyarakat pada jaman Orba menjadi insencure dan terlalu reaktif kepada PKI dan apapun yang berbau komunis termasuk lambang Palu-Arit. Persepsi masyarakat telah dibentuk oleh sejarah rejim Orde Baru yang anti Komunis, padahal tidak semua komunis itu PKI dan simbol Palu-Arit tidak selamamnya PKI sebab ini bisa menjadi lambang/simbol kaum Buruh/Pekerja dan juga Petani.

Komunis sendiri merupakan paham sosial-politik dan eknomi, yakni ideologi yang bersandar pada menifesto politik yang dikembangkan oleh Karl Marx dan Friedrich Engels sebagai bentuk koreksi dari sistem kapitalisme yang berekspresi masif di dunia sekitar abad 19. Komunis sebagai paham anti-kapitalisme memperjuangkan ekonomi dan amat menentang kepemilikan akumulasi modal oleh individu yang memunculkkan sistem kelas, yakni kelas borjuis (kaum pemilik modal) serta kekuasaan dan kelas proletar sebagai kaum pekerja. Kelas-kelas ini menurut komunis telah memunculkan kesenjangan kelas dan ketidak-adilan bagi kaum proletar. Komunis menganggap kekayaan atau modal sejatinya merupakan milik rakyat, dan karenanya seluruh alat produksi harus dikuasai negara demi kemakmuran rakyat yang lebih merata.

Nah, secara ideologi, komunis itu sebenarnya lebih adil dari kapitalisme, kendatipun dalam komunis kebebasan individu memang dibatasi. Terlepas dari ideologi tersebut, Indonesia menganggap komunis sebagai ancaman, tapi lucunya komunisme dan PKI sebagai partai dicampuradukkan. PKI sendiri menjadi momok karena dikaitkan dengan sejarah pembantaian warga Indonesia khususnya pasca 30 September 1965 dimana mereka yang dituduh komunis diberangus, sekaligus menambah kengerian masyarakat akan komunisme dan PKI. Bahkan untuk mendoktrin rakyat, Orba membuat film pemberontakan G.30 S PKI yang wajib di tonton rakyat khususnya anak sekolah agar tertanam kebencian dimana begitu bengisnya PKI. Akhirnya komunis dan PKI disebut sebagai bahaya laten sehingga dianggap racun yang perlu dibasmi.

Makanya sekarang tidak sedikit masyarakat yang mengutuk dan mengecam komunisme tanpa tahu apa arti dan sejarahnya, dan lebih memiriskan tanpa tahu apa peran komunis di Indonesia (tengok Pidato Bung Karno ttg PKI, juga ttg konsep Nasakom). Sampai sekarang, komunis selalu dipertentangkan dengan negara, agama dan banyak justru ada yang menganggap komunis adalah a-theis (tidak berTuhan).

Sistem kapitalisme memang masih menguasai dunia termasuk Indonesia, sehingga yang namanya komunisme (termasuk ajaran marxisme-leninisme, PKI, lambang Palu-Arit) akan selalu memunculkan kontroversi karena kita semua masih berada dalam dominasi dunia kapitalism. Kalau bangsa Indonesia teguh dan masih terikat dalam ideologi Pancasila, kenapa kita harus khawatir? Pancasila adalah jalan tengah bangsa diantara pertarungan kapitalisme vs komunisme dunia yang sedang berlangsung.

Kalau sekarang maraknya aparat melakukan razia buku-buku yang dianggap berbau kiri memang sudah sangat meresahkan khususnya bagi kaum intelektual dan dunia kampus, karena ini sebenarnya medium kajian dan analisis dari setiap ideologi-ideologi dunia yang telah dan sedang berkembang. Ini pola-pola lama yang dibangkitkan kembali untuk menarik minat masyarakat melalui jargon bahaya laten komunis. Apakah ini harus dijadikan dalil untuk melakukan razia buku-buku berbau kiri? Sangat jelas hal ini hanya menunjukkan jika aparat negara miskin imajinasi dalam mencari solusi.

Presiden harus mengambil sikap tegas terhadap tindakan represif ini agar tidak kehilangan kepercayaan dan simpati sebagian masyarakat terutama para pemilihnya lalu. Sejak lalu pemilih Jokowi yakin jika menjadi presiden akan memberikan kebebasan demokrasi, kebebasan berpendapat, konsisten terhadap HAM serta bisa menindak tegas berbagai tindakan fasis dari aparat selama ini yang memasung kreatifitas dan ekspresi rakyat.

Oleh: Paulus Adrian Sembel

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun