Oleh Paul Sagajinpoula
Mentawai adalah salah satu kabupaten di Sumatera Barat yang masih sangat minim infrastruktur memadai. Dan sebagai daerah kepulauan yang dialiri banyak sungai tentu ketersediaan jembatan yang kuat dan tahan lama sangat dibutuhkan.
Kita bersyukur saat ini pemerintah daerah (Pemda) Kabupaten Kepulauan Mentawai mulai 'sadar' akan pentingnya ketersediaan sarana dan prasarana yang memadai. Di beberapa daerah di Mentawai, Pemda—melalui Dinas Pekerjaan Umum (PU)—mulai melakukan pembangunan/perbaikan infrastruktur. Salah satu contohnya adalah renovasi jembatan yang saat ini sedang berlangsung di Desa Maileppet, Kecamatan Siberut Selatan, tempat saya saat ini berada.
Seperti biasa, yang namanya 'proyek' pemerintah selalu saja menarik untuk ditelisik. Dan yang paling sering terjadi adalah soal jumlah anggaran negara yang dihabiskan untuk pembangunan proyek tersebut. Kadang-kadang tidak masuk akal. Ya, mungkin bukan kadang-kadang lagi, tapi lebih sering tidak masuk akal dan membuat kita geleng-geleng kepala.
Renovasi jembatan di Desa Maileppet ini misalnya. Anggaran yang digunakan untuk pembangunan jembatan tersebut adalah Rp. 1.414.000.000. Waktu itu saya pernah mencoba menghitung ukuran jembatan tersebut, panjang kali lebar kira-kira 13 x 8 meter. Saya langsung terperangah membandingkan ukuran jembatan yang akan direnovasi dengan jumlah uang yang akan dihabiskan untuk memugar jembatan.
[caption id="attachment_344700" align="aligncenter" width="300" caption="Papan informasi yang menunjukkan keterangan rinci tentang proyek renovasi jembatan yang saat ini sedang dikerjakan di Desa Maileppet, Kecamatan Siberut Selatan, Mentawai. "][/caption]
Proyek renovasi jembatan dengan nomor kontrak 632/05/SP – PJM2/DPU – KKM/ VIII – 2014 ini sendiri dikerjakan oleh CV. Pilar Agung Sejahtera dan diawasi oleh CV. Jasa Reka Mandiri Consultant dengan waktu kerja 120 hari kalender terhitung sejak 07 Agustus 2014.
Dengan jumlah anggaran segitu, saya merasa jumlah tersebut sangat tidak masuk akal. Mungkin itulah jalan pikiran saya sebagai orang awam yang kurang mengerti pekerjaan teknik sipil seperti ini. Saya tidak tahu apakah karena lokasi proyek ini ada di Mentawai sehingga harus memakan biaya sampai sedemikian besar.
Memang ongkos transportasi ke Mentawai mahal. Barangkali karena alasan itu jugalah anggaran yang digunakan untuk merenovasi jembatan kecil ini bisa membengkak. Memang selama ini saya perhatikan, setiap proyek yang dimotori oleh Dinas PU pasti membawa material dari Padang, Sumatera Barat. Baik itu semen, besi, batu-batu, bahkan sampai pasir pun harus dibawa dari Padang. Mungkin mereka ingin memastikan agar proyek yang dikerjakan menggunakan bahan-bahan berkualitas/sesuai standarnya Dinas PU.
[caption id="attachment_344701" align="aligncenter" width="300" caption="Di sebelah kanan adalah jembatan mini yang akan direnovasi sedangkan di sebelah kiri adalah jembatan darurat sementara. "]
Tapi apapun ceritanya, saya berharap setelah proyek ini selesai agar segera diaudit oleh pihak yang berwenang. Mungkin memang jumlah anggaran tersebut wajar untuk lokasi proyek di daerah kepulauan seperti Mentawai. Namun kita tentu tetap menginginkan agar uang negara yang dihabiskan untuk proyek ini betul-betul digunakan secara bertanggung jawab dan tidak diselewengkan.
Saya juga berharap proyek ini tidak bernasib sama dengan beberapa proyek lainnya yang ada di Mentawai, khususnya di wilayah Kecamatan Siberut Selatan. Ambil contoh saja proyek pembangunan jembatan di Dusun Puro II yang dibangun sebagai penghubung menuju Desa Madobag. Proyek 7,75 miliar yang diborong oleh PT Relis Sapindo Utama—juga dikomandoi Dinas PU Kabupaten Kepulauan Mentawai—ini akhirnya putus kontrak karena jembatan tidak selesai dan sudah melewati jumlah kalender kerja.1 Sampai sekarang pembangunan jembatan ini masih terbengkalai.
Proyek renovasi jembatan mini di Desa Maileppet saat ini sedang berlangsung. Semoga saja nilai 1,414.000.000 rupiah yang digelontorkan berujung pada jembatan yang benar-benar kuat dan tahan lama.
Catatan:
1”Tiga Jembatan di Siberut Putus Kontrak” dalam situsPuailiggoubat.com<http://www.puailiggoubat.com/berita/2555/tiga-jembatan-di-siberut-putus-kontrak.html>
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H