Sepercik tulisan mengenai Banaran, Dusun di Semin-Gunung Kidul yang memiliki sejuta kenikmatan yang tak terelakkan.
Banaran, 2 Juli 2018.
Awan sangat enggan hadir di langit Banaran, hingga matahari ingin menyembunyikan dirinya tetap saja sang awan tidak hadir. Tanpa kehadirannya justru membuat langit Banaran begitu apik. Bermain di tegal sambil ditemani oleh matahari yang kian menjauh justru menjadikan hari di Banaran terasa sempurna.Â
Tegal bagaikan bibir pantai yang biasa kita pinjam untuk melihat matahari pergi. Tinggal di Banaran cukup sederhana tetapi Banaran memiliki beribu keindahan serta kenikmatan, oleh karenanya Banaran membuat penghuninya enggan untuk meninggalkannya.Cukup berdiri diam di tengah tegal, kemudian kita sadar akan indahnya ciptaan Tuhan. Hujan di bulan Juni lalu tidak membuat tanah Banaran jauh dari keretakan yang ternyata ikut nyaman tinggal di dusun ini. Retaknya tak terhingga, membuat Juli enggan menghasilkan panen. Tanah kering kemudian menyisakan pepohonan jagung yang mulai mengering, kemudian jadi salah satu objek foto yang ternyata apik. Seperti yang sudah dikatakan sebelumnya, Banaran memiliki beribu keindahan di dalamnya.
Ah, Banaran, terlampau sulit untuk dilewatkan.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H