--Mengenang perjalanan yang luar biasa dipenghujung tahun 2011 [caption id="attachment_152934" align="aligncenter" width="300" caption="di kaki Bromo"][/caption] Konon tuhan mennciptakan pulau Jawa saat tersenyum, unyuk itu semua yang terhampar dipulau ini hanya keindahan, salah satunya apa yang ada di taman Nasional Bromo Tengger Probolinggo, Pasuruan kabupaten Malang Jawa Timur. Di atas Bromo, tersaji pemandangan—Pura, lautan pasir, kawah aktif dan beberapa gugusan gunung. salah satunya gunung tertinggi di pulau jawa, Semeru. Saya berada dihamparan hutan pinus, membayangkan tersesat di hutan seperti dalam cerita film Alice in Wonderland, begitu misterius dan penuh suasana mistik. Pohon pinus tinggi menjulang yang hampir menjacapai 30 meter atau pohon tua berusia ratusan tahun mencapai 50 meter tingginya, juga edelweis, jenis paku-pakuan dan lumut khas dataran tinggi hidup menyepi diselimuti kabut yang sesekali terdengar suara hewan-hewan hutan. suasana ini seperti ini mirip apa yang diceritakan Alain Weisman dalam The World Without Us, bagian pertama “aroma firdaus yang tertinggal”. Hening, menyejukkan bercampur aroma mistis. Aroma flora bercampur embun pagi dan hujan rintik-rintik membangkitkan ingatan kita pada hutan-hutan tropis atau padang hijau kalimantan atau tempat-tempat lain yang dihadirkan National Geographic Channel. Menempuhnya bukanlah perkara mudah, ketinggiannya mencapai 2329 meter diatas permukaan laut dan medan yang hanya cocok disebut offroad. Jeep, motocross atau atv paling cocok menempuh medan ini. Disinilah tantangannya. Tidak mengherankan jika banyak wisatawan berkunjung tidak hanya menyaksikan ritual masyarakat Tengger namun Bromo memang menawarkan banyak cerita. Di kejauhan pandang, mata saya tertuju pada puncak Mahameru, puncak tertinggi para dewa, Semeru. [Sambil berdoa untuk berkunjung minimal di Ranu Pane, kaki Semeru suatu saat nanti]
***
[caption id="attachment_152935" align="aligncenter" width="614" caption="rombongan pejalan jauh"]
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H