Untuk pemilihan ketua kelas SD, misalnya, karena siswa ingin memilih yang rajin belajar, maka dilihat apakah dia sering absen/bolos sekolah atau tidak. Semakin banyak contoh nyata untuk sebuah kriteria yang mendukung, maka semakin baik kandidat tersebut untuk kriteria tersebut. Demikian pula sebaliknya, bila kita menemukan semakin banyak contoh yang berlawanan dari kandidat untuk sebuah kriteria, maka semakin memperburuk "skor" kandidat untuk kriteria tersebut. Contoh konkret yang kita masukkan ini haruslah fakta, dan bukan gosip.
Mungkin kawan-kawan pemilih mengambang juga dibingungkan dengan aneka sumber berita dalam mencari bukti konkret/evidence, seperti blogs, media-media online ataupun media sosial. Rule of thumb untuk memudahkan hal ini adalah hanya gunakan sumber-sumber resmi yang sudah established, seperti media-media nasional yang resmi (saya sendiri tidak menganggap kompasiana ini established). Hindari menggunakan sumber-sumber yang terang-terangan diketahui memihak, seperti TVOne dan MetroTV. Bilapun sudah menggunakan media nasional yang established, tetaplah kritis dalam mencerna setiap informasi. Selalu dalami untuk setiap fakta seperti "siapa yang katakan", "apa buktinya", dan "mengapa demikian". Jangan hanya membaca judul beritanya saja.
5. Agregatkan skor seluruh contoh konkret dari seluruh kriteria untuk masing-masing kandidat, yang terbanyak poin positif adalah pilihan Anda.
Dengan mengagregatkan/menjumlahkan seluruh poin-poin contoh konkret dari setiap kriteria yang ditentukan sendiri, kita membandingkan kedua pasang kandidat dengan memperhitungkan seluruh kriteria. Dengan demikian, kita bisa menghindari, misalnya, kebingungan yang dihasilkan karena Kandidat A unggul dalam kriteria X, sementara Kandidat B unggul dari kriteria Y.
Bagaimana bila kita hendak menilai janji/program kerja kandidat?
Menilai janji/program kerja kandidat merupakan salah satu sumber kebingungan lainnya bagi pemilih mengambang. Cara termudah adalah dengan melihat manifesto masing-masing kandidat dari website KPU. Bila hal tersebut belum memuaskan, lihat rekam jejak kandidat mengenai isu yang kita perhatikan atau kredibilitas tim sukses kandidat yang concern pada isu tersebut. Ingatlah bahwa siapapun bisa membuat janji, namun kredibilitas janji tersebut terlihat dari apa yang kandidat sudah lakukan sebelumnya atau siapa orang-orang sekitar kandidat yang mampu deliver janji tersebut.
Demikian sumbangsih saya sedikit untuk membantu teman-teman pemilih mengambang. Semoga dapat menjadi pemilih rasional, bukan emosional. Selamat memilih!
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H